Airlangga Hartarto, Sukses Menjadi Pengusaha dan Politikus
VIVAnews – Nama lengkapnya Ir. Airlangga Hartarto, MBA, MMT. Dia lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 1 Oktober 1962, 52 tahun silam.
Airlangga Hartarto pernah mengenyam pendidikan di SMA Kolese Kanisius, Jakarta tahun 1981, dan melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada tahun 1987.
Selain itu, Airlangga Hartarto juga pernah menjadi mahasiswa University of Pennsylvania, Philadelphia, USA pada tahun 1993, dan mendapatkan gelar Master Of Bussiness Administration (MBA dari Monash University Australia tahun 1996 serta Master of Management Technology (MMT) dari University of Melbourne, Australia, tahun 1997.
Sejak SMA, Airlangga memang pribadi yang aktif, maka tidak heran jika sejak sekolah menengah ia juga aktif menjadi Wakil Ketua OSIS SMA Kanisius dan kemudian tepilih menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM. Ia juga pernah menjadi Ketua Barisan Muda KOSGORO 1957.
Bekalnya dalam berorganisasi ini menjadikan ia dipercaya untuk memimpin beberapa perusahaan yakni, Presiden Komisaris dari PT. Fajar Surya Wisesa Tbk, Presiden Direktur PT. Jakarta Prime Crane (1991), Presiden Direktur PT. Bisma Narendra, dan Komisaris PT. Sorini Corporation Tbk.
Ia juga memimpin beberapa organisasi seperti Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) periode 2005-2008, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Sekjen ASEAN Federations of Engineering Organizations (AFEO).
Airlangga adalah Anggota DPR Komisi VII dari Fraksi Partai Golkar dan tercatat sebagai Wakil Bendahara dalam Pengurus DPP Partai Golkar periode 2004-2009. Kemudian ia terpilih kembali menjadi anggota DPR periode 2009-2014 untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat V.
Ketika kuliah, Airlangga adalah anggota Majelis Wali Amanah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan menjadi pemrakarsa Herman Johannes Award, suatu penghargaan bagi inovasi teknologi saat ia menjabat Ketua Keluarga Alumni Fakultas Teknik UGM (KATGAMA) pada tahun 2003.
Airlangga menikahi Yanti K Isfandiary dan memiliki lima anak yiatu, Adanti, Audi, Bianda, Ravindra, Dines, Latasha, dan Mesar. Airlangga merupakan pengagum ajaran Mahatma Gandhi dimana dalam ajarannya menyangkut tujuh hal yang harus dihindari, yakni kaya tanpa bekerja, kesenangan tanpa kesadaran, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moral, ilmu tanpa kemanusiaan, penghargaan tanpa pengorbanan, dan politik tanpa prinsip.
Selain aktif di berbagai organisasi dan menjadi anggota dewan, Airlangga Hartarto juga menulis buku Strategi Clustering dalam Industrialisasi Indonesia (terbitan Andi Offset, Yogyakarta, 2004). Airlangga adalah putra dari Ir. Hartarto yang pernah menjabat Menteri Perindustrian pada Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) dan Kabinet Pembangunan V (1988-1993) dan Menteri Koordinator bidang Produksi dan Distribusi (Menko Prodis) pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).
Sebagai salah satu lokomotif dan sekaligus penggerak pasar modal di Indonesia, Airlangga Hartarto adalah sosok yang sudah menorehkan tinta emas bagi perkembangan dan kemajuan emiten. Ini terbukti karena dia berhasil menggolkan adanya insentif pajak bagi perusahaan terbuka (Tbk). Selain itu, ia mampu meyakinkan Menteri Keuangan dan Dirjen Pajak bahwa insentif pajak diperlukan guna mendorong perkembangan pasar modal ke depan, baik dari sisi jumlah perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di lantai bursa maupun dari segi likuiditas.
Berkat kinerja dan kredibilitas selama di Komisi VII dari Fraksi Partai Golkar, ia diamanahkan Fraksi Partai Golkar sebagai Ketua Komisi VI DPR-RI saat ini. Tentu diamanahkannya sebagai ketua komisi VI itu, berdasarkan kualitas dan integritasnya selama menjadi anggota DPR-RI serta berbagai pengalamannya yang tak perlu diragukan lagi. (sumber : http://airlangga-hartarto.blogspot.com/)