Lukisan Pelukis Asal Indonesia Ini Laku Rp204 Juta di Singapura
Selasa, 10 Juni 2014 - 18:06 WIB
Sumber :
- Galeri Lukisan
VIVAlife
- Tahun ini sepertinya menjadi milik Yarno, pelukis Tanah Air asal Pagar Alam, Sumatera Selatan. Bagaimana tidak, dengan dua lukisan bernilai ratusan juta, Yarno berhasil mencuri perhatian penikmat dan penggemar lukisan di kancah Internasional.
Ya, bulan April lalu dalam sebuah pelelangan di Balai Lelang Seni Masterpiece, Yarno berhasil menjual lukisan bertema
Power Struggle
dengan harga SGD 20.740 atau setara Rp191 juta.
Dan di awal bulan ini, Yarno berhasil melelang lukisan berjudul Leader di angka SGD 21.600 (SGD 1 = Rp 9475) atau setara dengan Rp204 juta lebih dalam lelang seni yang digelar 33 Auction di Singapura.
Pencapaian itu tentu saja diluar prediksi pengamat seni. Mengingat, tren transaksi yang berkembang di Balai Lelang Seni luar negeri cenderung tidak berpihak kepada karya seniman muda.
"Situasi saat lelang? itu sangat tergantung pada selera kolektor seni saat itu. Jadi tidak bisa dibandingkan antara hasil lelang satu dengan yang lain," kata Haryono, salah satu kolektor seni kepada
Baca Juga :
Salah satunya adalah ia akan membuat sebuah lukisan setinggi 4 meter. Tapi soal tema lukisannya, Yarno mengaku masih merahasiakannya.
"Lagi eksperimen-eksperimen saja. Ada rencana mau bikin lukisan setinggi 4 meter-an. Sedang dikonsepkan," kata Yarno.
Pria berusia 44 tahun ini juga mengaku memiliki tugas untuk selalu menyajikan karya terbaiknya bagi pecinta dan kolektor seni. Tanpa harus kehilangan sisi idealismenya.
"Seniman yang cepat merasa puas dan nyaman justru bahaya, sebab jangan-jangan sudah kehabisan ide," selorohnya.
Lalu darimana Yarno mendapatkan inspirasi melukisnya? Baginya, alam menjadi inspirasi terbesarnya. Dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Yarno menyerukan agar terus merawat alam.
"Alam itu sumber penghidupan masyarakat, sekaligus sumber inspirasi saya sebagai seniman. Maka itu, melalui karya-karya saya, sebenarnya secara tidak langsung ingin membuka fakta fenomena kerusakan alam itu nyata dan meluas," ujar dia. (ren)