PAN Dinilai Tak Sosialisasikan Hatta Rajasa
Jumat, 28 Februari 2014 - 18:25 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Teguh Juwarno mengatakan sebenarnya banyak prestasi Hatta Rajasa yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian yang patut dibanggakan dan menjadi nilai jual untuk bisa lebih dipercaya rakyat.
Menurut dia, keberhasilan Indonesia menghadapi krisis dan pertumbuhan sektor perekonomian jelas ada andil besar kinerja Hatta.
"Dan kami bukannya tak sosialisasi, tapi ini karena sifat Bang Hatta yang tak terlalu suka pencitraan diri, lebih suka kerja keras," kata Teguh, Jumat 28 Februari 2014.
Teguh menjelaskan, Hatta sangat menyadari dia memiliki tanggung jawab besar di bidang ekonomi. Dan itu jauh lebih penting dibanding melakukan pencitraan sebagai Ketua umum partai.
"Bahkan beliau selalu menjaga untuk tidak menggunakan hari kerja untuk kegiatan partai. Jadi hari-hari akhir pekan dia gunakan penuh untuk acara dan tugas partai," kata Teguh.
Hatta yang Ketua Umum PAN itu dianggap sebagai sosok yang cukup berpengalaman serta berhasil dalam kinerjanya sebagai menteri di beberapa periode pemerintahan.
Namun, PAN dianggap justru kurang mensosialisasikan keberhasilan itu. Padahal, hal demikian wajib dilakukan demi meningkatkan awareness masyarakat terhadap PAN.
"Ini yang belum digarap serius oleh PAN," kata Pengamat Politik dari Charta Politika, Arya Fernandez.
Menurut Arya, Hatta adalah seorang ekonom senior yang sudah berpengalaman di pemerintahan. Dia tercatat telah menjabat sebagai menteri sejak jaman Pemerintahan Megawati Soekarnoputri, yakni Menteri Riset dan Teknologi.
Lalu di awal periode 2004-2009, Hatta menjadi Menteri Perhubungan, dengan salah satu prestasi meletakkan poin-poin reformasi sektor perhubungan publik yang saat itu kerap dilanda kecelakaan pesawat terbang hingga kapal laut.
Hatta lalu diangkat menjadi Mensesneg, hingga kemudian di periode 2009-2014, Hatta menjadi Menko Perekonomian. Di posisi ini, Hatta banyak bekerja memastikan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional tetap baik di tengah krisis global.
Namun, menurut Arya, PAN tampaknya kurang mensosialisasikan prestasi Jatta itu ke hadapan publik luas, khususnya ke para pemilih tradisional PAN, yakni anggota Muhammadiyah dan masyarakat Muslim perkotaan.
Dilema PAN
Menurutnya, PAN mungkin berada dalam sebuah dilema karena memiliki sosok Amien Rais, pendiri PAN, yang masih ada di partai itu. Hanya saja, dia menilai hal itu sebaiknya tak jadi penghalang bagi kader partai itu untuk menunjukkan kinerjanya melalui prestasi Hatta di pemerintahan sejak 2001 lalu.
"Tentu PAN harus memiliki cara cerdas untuk tetap mempromosikan prestasi itu," kata dia.
Lebih jauh, dia menilai langkah PAN saat ini yang menyasar ke kalangan masyarakat kelas bawah, yang secara kuantitas memang jumlahnya lebih banyak, adalah suatu hal keliru. Karena di saat yang bersamaan, dia harus berjuang melawan parpol lain yang juga banyak menyasar kalangan itu. Sebut saja PDI Perjuangan, Hanura, Gerindra, hinGga Nasdem.
Karena itu, PAN sebaiknya harus kembali ke basis elektoralnya di kalangan Muslim perkotaan, yang selama ini belum banyak digarap untuk proses sosialisasi prestasi Hatta dan PAN.
Dia mengingatkan PAN bisa bertahan di pentas perpolitikan Indonesia karena basis massa elektoral di dua kalangan. Yakni basis Muhammadiyah, yang secara tradisional memang banyak memilih PAN di setiap pemilu. Kedua, adalah basis masyarakat kelas menengah dan perkotaan.
"Kalau kelompok ini tak digarap dengan baik, saya kira susah bagi PAN untuk menaikkan suaranya," kata Arya.