Ditemukan, Surat dalam Botol Berumur 54 Tahun

Laut Artik di Kutub Utara
Sumber :
  • independent.co.uk

VIVAnews - Dua peneliti dari daerah terpencil di Kutub Utara Kanada baru-baru ini menemukan sebuah botol berisi pesan misterius. Mengejutkan, pesan itu ditulis pada 10 Juli 1959, atau sekitar 54 tahun yang lalu.

Saat ditemukan, botol itu ditemukan terselip di antara bebatuan yang berjarak hampir 500 mil dari pemukiman terdekat manusia, dilansir IBTimes, Minggu 22 Desember 2013.

Mengutip Halifax Chronicle Herald, kedua peneliti dari Laval University in Quebec City mengisahkan tengah menjelajahi daerah di dekat tepi gletser di Pulau Ward Hunt, titik terdekat Kanada ke Kutub Utara saat menemukan surat dalam botol itu.

Surat itu berisi pesan yang ditulis tangan bertinta pensil. Di atas kertas putih itu, terdapat instruksi untuk siapapun yang telah menemukan pesan. Pada surat, sang penulis pun meninggalkan nama dan alamat lengkapnya.

Ialah Paul Walker dan Albert Crary, sang penulis yang dikenal luas sebagai peneliti geologi internasional untuk lingkungan kutub.

"Saya langsung dapat mengenal nama itu," ujar Warwick F Vincent, Direktur Center for Northern Studies di Laval University in Quebec City.

"Walker sangat populer karena namanya diambil untuk nama puncak tertinggi di Pulau Ward Hunt, yaitu Walker Hill. Kami sering mengadakan kemah di sekitar Walker Hill dalam 10 tahun terakhir," tutur Vincent.

Dalam catatan di surat itu, Walker mengaku sebagai peneliti geologis berusia 25 tahun dari Ohio. Sedangkan Crary adalah koleganya yang berasal dari Boston, AS. Lantas, pesan apa yang mereka tulis dalam botol plastik sepanjang 25 sentimeter itu?

Permintaan sederhana. Walker ingin sang penemu surat mengukur jarak antara batu yang ada di tepi pulau dan batu es di tepi terdekatnya.

"Siapapun yang menemukan surat ini diminta untuk mengukur ulang jarak tersebut dan kirimkan informasinya ke alamatku," tulis Walker. "Terima kasih banyak."

Permintaan itu guna mengetahui seberapa besar volume air yang bertambah di antara jarak itu akibat pemanasan global. Sangat menggugah hati, sebab di era 1950-an, isu 'global warming' belum ramai seperti sekarang ini. Sedangkan Walker telah membayangkan hal ini akan terjadi.

Menindaklanjuti permintaan itu, Vincent dan beberapa peneliti langsung mengumpulkan informasi geologi seputar Pulau Ward Hunt. Dibantu peralatan GPS, mereka mengetahui bahwa ketika surat itu ditulis jarak antara bongkahan es dan tepi daratan bertambah 200 meter.

Sayangnya, Walker tidak akan pernah menerima informasi itu. Menurut Los Angeles Times, tak lama setelah menulis surat itu, Walker diserang stroke berat dan harus diterbangkan ke luar Arktik. Akibat stroke itu, sang peneliti geologi itu mengalami lumpuh total.

Setelah dirawat beberapa minggu di rumah orang tuanya di Pasadena, California, Walker harus menghembuskan nafas terakhir.

"Dia (Walker) sangat luar biasa. Karena di tahun 1950-an, pemanasan global sama sekali tak terpikirkan oleh manusia akan melelehkan es di sekitar kutub. Dia sudah memikirkan hal itu," ucap Vincent.

"Walaupun dia tidak membaca berita ini, tapi saya yakin dia tahu, informasi ini sangat penting bagi para peneliti yang sedang melakukan penelitian geologis di sekitar Kutub hari ini," tutupnya. (one)