Bank Dunia: Rupiah Lebih Stabil Dibanding Mata Uang Kawasan

Rupiah melemah/Ilustrasi.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Bank Dunia mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi belakangan ini, masih lebih baik ketimbang negara-negara lain. Rupiah melemah akibat mulai keluarnya arus modal asing terkait kebijakan pengetatan likuiditas yang dilakukan negara Paman Sam tersebut.


Ekonom Utama Bank Dunia, Ndiame Diop, di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa 2 Juli 2013, mengatakan, pelemahan tersebut bukan hanya terjadi pada mata uang Indonesia.


"Rupiah lebih stabil, melemah tapi tidak terlalu besar dibanding mata uang negara lain," ujarnya.


Diop mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia dalam mengendalikan nilai tukar rupiah, salah satunya dengan menaikkan suku bunga acuan.


Pelemahan rupiah tersebut, menurut dia, juga berdampak positif bagi Indonesia, khususnya dalam memicu tumbuhnya ekspor, khususnya non komoditas. Meningkatnya ekspor tersebut diharapkan dapat mendorong perekonomian.


Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar, mengatakan, koordinasi fiskal dan moneter terus dilakukan pemerintah bersama BI hingga saat ini. Upaya itu dilakukan guna memastikan rupiah dapat dijaga pada level yang terkendali.


Dia juga mengapresiasi upaya BI dalam melakukan intervensi di pasar keuangan Indonesia. Dengan demikian, diharapkan pergerakan rupiah dapat dijaga dalam kisaran yang dapat dikendalikan.

"Sikap proaktif dari BI dan bersinergi dengan pemerintah serta regulator keuangan lain membuat rupiah bisa dijaga," ujarnya.

Berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia hari ini, rupiah berada di level Rp9.940 per dolar AS. Rupiah kembali melemah, setelah sehari sebelumnya di posisi Rp9.934 per dolar AS.

Sementara itu, yen Jepang juga melemah terhadap dolar AS. Pagi ini, yen diperdagangkan di posisi 99,65 per dolar AS, atau bergerak mendekati level terendah satu bulan terakhir di 99,86 per dolar. (eh)