Lepas Bisnis Sampingan, Matahari Fokus Garap Hypermart

Hypermart
Sumber :
  • REUTERS

VIVAnews - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) akhirnya memutuskan untuk melepas sejumlah bisnis non inti dengan nilai Rp3,2 triliun. Bisnis yang dilepas tersebut adalah Timezone, Times BookStores, restoran, properti, dan bisnis lainnya.

Dengan persetujuan dari para pemegang saham, Matahari kini hanya mengurusi bisnis intinya yaitu Hypermart atau food division.

"Struktur permodalan yang ramping dan efisien akan langsung berdampak positif terhadap performa dan rasio finansial perseroan,” kata Presiden Direktur Matahari Putra Prima, Benjamin Mailool, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 19 September 2012.

Pada transaksi kali ini, Matahari melepas seluruh saham anak perusahaan yang berada di PT Matahari Pacific dan PT Nadya Putra Investama kepada PT Multipolar Tbk. Perusahaan ini adalah induk usaha dari Matahari.

Selama ini, Matahari melaporkan divisi makanan melalui Hipermart menyumbang 95 persen pendapatan perusahaan. Dengan perampingan ini, perusahaan berharap bisa meraih peluang pertumbuhan pesat pasar ritel di Indonesia.

Sebagai informasi, langkah Matahari melepas bisnis non-intinya dilakukan setelah adanya rekomendasi hasil kajian strategis dari Merrill Lynch.

Dari hasil penjualan divestasi bisnis non-inti tersebut, saldo kas dan setara kas Matahari kini makin menggemuk menjadi Rp6,1 triliun. Perseroan rencananya akan menggunakan kelebihan likuiditas dan kapasitas modal itu untuk membayar pelunasan utang bank sebesar Rp2,4 triliun.

Alokasi lain adalah menyisihkan dana Rp3,4 triliun untuk pembagian dividen sebesar Rp1 triliun dan pengurangan modal Rp2,4 triliun, dengan menurunkan nilai nominal saham dari Rp500 menjadi Rp50 per saham.

Untuk diketahui, Matahari selama ini memiliki jaringan toko terluas sebanyak 71 hypermarket, 23 supermarket, 70 outlet apotek, lebih dari 100 pusat hiburan keluarga dan lebih dari 23 toko buku internasional. Perusahaan juga memiliki aliansi strategis pengoperasian 109 department store di lebih dari 52 kota seluruh Indonesia.

Khusus untuk bisnis hypermarket, total pendapatan yang diperoleh tercatat US$1,2 miliar dengan proyeksi pertumbuhan kenaikan 30 persen pada 2012. Hypermart menargetkan untuk membuka sedikitnya 17 toko pada 2012 serta total 80 toko baru dalam 5 tahun mendatang. (art)