Bangkit Kembali, Desain Pesawat N-250 Berubah

Pesawat N-250.
Sumber :
  • IPTN

VIVAnews - Mantan Presiden RI, BJ Habibie, melalui putra sulungnya Ilham Akbar Habibie, telah mencetuskan untuk membangkitkan kembali pesawat N-250 yang tengah mati suri. Nantinya, beberapa penyempurnaan desain dan peralatan elektronik akan dibenamkan pada pesawat N-250 baru.

Ilham mengibaratkan pesawat N-250 yang dibangun pada 1995 itu layaknya komputer tua. Teknologi industri pesawat yang berkembang pesat dalam rentang 1995-2012 membuat teknologi pesawat N-250 yang waktu itu tercanggih di era 1990-an terlihat ketinggalan zaman.

"Pada 2012, teknologi elektronik memegang peran yang sangat penting. Misalnya di avionik, flight control system, hampir semua bagian pesawat ada unsur elektroniknya," kata Ilham saat berbincang dengan VIVAnews, belum lama ini.

Bahkan, dia menilai, pada 1998 dan 2012, sudah ada beberapa generasi teknologi. "Jumlahnya banyak sekali," ujarnya.

Selain pembaharuan pada sistem elektronik pesawat, dia melanjutkan, akan ada perubahan pada desain pesawat. Pesawat N-250 yang baru nanti dirancang dapat memuat lebih banyak penumpang sebagai tuntutan perubahan pasar.

Menurut Ilham, di tengah perkembangan pasar pesawat baling-baling (propeller) dunia, sekitar 50 persennya berada di Asia Tenggara. Untuk itu, berkembang tuntutan agar pesawat propeller dapat memuat lebih banyak penumpang agar tercipta efisiensi.

"Saya lihat ke depan, yang diperlukan adalah pesawat lebih besar, sehingga kapasitas itu penting," katanya.

Pesawat propeller seperti N-250 cocok dioperasikan di Asia Tenggara, karena kemampuannya yang andal dalam rute jarak pendek. Dibandingkan dengan pesawat jet, dia menjelaskan, pesawat bermesin baling-baling lebih efisien dan hemat.

Seperti diketahui, pesawat N-250 didesain dapat menampung 50-68 penumpang. Pesawat yang diluncurkan pada 1995 ini dihentikan saat uji coba, karena terkena dampak krisis ekonomi 1997.

BJ Habibie melalui Ilham Akbar Habibie kemudian mendirikan PT Ragio Aviasi Industri (RAI), yang 51 persen sahamnya dikuasai PT Ilthabie Rekatama, sedangkan 49 persen sisanya dimiliki PT Eagle Cap, perusahaan milik Erry Firmansyah, mantan direktur utama PT Bursa Efek Indonesia. Rencananya, RAI akan membangun kembali pesawat N-250 yang dicetuskan Habibie.