Film 'Lampion-Lampion' Jadi yang Terbaik
- VIVAnews/Beno Junianto
VIVAnews - Peserta dari Bali keluar sebagai juara dalam Festival Film Kearifan Budaya Lokal. Festival film ini diselenggarakan oleh Kementrian Budaya dan Pariwisata RI. Film ini diikuti 106 peserta dari berbagai daerah.
Film 'Lampion-Lampion' karya Dwitra J. Ariana, peserta dari Bali, berhasil menjadi yang terbaik di ajang festival film tersebut. Menurut Dwitra, film dokumenter yang dibuatnya menceritakan tentang kerukunan hidup antara warga Bali dengan peranakan Cina di Desa Lampu, Kabupaten Bangli.
"Tentang desa di Bali yang 30 persen penduduknya keturunan Cina dan sudah melebur. Ceritanya lebih kepada kerukunan suku yang berbeda," kata Dwitra saat ditemui di Gedung Film, Jakarta Timur, Jumat, 30 September 2011.
Sebelumnya, film ini juga berhasil menjadi film terbaik di Festival Film Dokumenter Bali 2011 pada bulan Juli lalu.
Sedangkan juara kedua juga berhasil diraih peserta dari Bali yakni film yang dikirimkan Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dengan judul 'Baris Cina' dan pemenang ketiga dengan judul 'Wayang Kampung Sebelah' dari Surakarta.
Menurut Syamsul Lusa, selaku Direktur Perfilman dari Kementrian Budpar mengungkapkan bahwa festival film ini merupakan penyelenggaraan yang ketiga kalinya. Dan jumlah peserta yang ikut juga semakin meningkat.
"Jumlah peserta tahun ini merupakan jumlah yang terbesar," ucapnya.
Syamsul mengharapkan ajang ini bisa menjadi acuan peserta dari berbagai daerah untuk lebih berani dalam membuat film layar lebar.
"Keberanian dan kejujuran peserta yang menang dalam ajang ini bisa memotivasi mereka membuat film nasional," tambahnya.