Sejarah Kampung Kauman dan Gapura 'Ampunan'
- VIVAnews/Erick Tanjung
VIVAnews -- Di tengah modernisasi Yogyakarta, masih terus bertahan Kampung Kauman. Ini adalah kampung tertua di Yogyakarta. Berdiri pada masa Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat bersamaan dengan berdirinya Kraton dan Masjid Gede Kauman (1773 M), yang terletak lingkungan Kraton Yogyakarta.
"Kampung Kauman ini tertua di Yogja yang dibangun oleh Sultan HB I bersamaan dengan didirikan Kraton dan masjid ini," kata H.M.Julianto Supardi, pengurus takmir Masjid Gede Kauman yang juga warga kampung Kauman, Selasa 3 Agustus 2011.
Kampung tersebut adalah perumahan yang dibangun oleh Sultan HB I. Biasa disebut 'pengulon' oleh masyarakat Jawa. Pengulon itu adalah perumahan bagi penghulu Kraton dengan keluarganya. "Bagi para ulama Ketib (Khotib), Modin (Muadzin), Merbot, Abdi Dalem Pametakan, Abdi Dalem Kaji Selusinan, Abdi Dalem Banjar Mangah, dan lainnya," ujarnya.
Selain itu sebagian dari mereka (penghulu Kraton) diberi fasilitas perumahan disekitar komplek Masjid Gedhe yang dinamakan Pakauman. "Pakauman artinya tempat para kaum, sama dengan Qoimuddin, sama dengan penegak agama, yang akhirnya lebih dikenal dengan nama kampung Kauman," imbuhnya.
Di pintu gang masuk Kampung Kauman yang terhubung dengan jalan ke Masjid Gedhe, terdapat pintu gerbang masuk gerbang atau gapura atau regol, berasal dari kata ghofura yang berarti ampunan dari dosa.
"Gerbang ini berbentuk 'Semar Tinandu' yang melambangkan seorang punakawan yang tugasnya mengasuh, menjaga, memberi contoh tauladan yang baik kepada Raja dan para Ksatria di Pandawa, serta mempunyai hati yang bersih dan mulia," ungkapnya. "Untuk itu dia harus diberi penghargaan yang setinggi-tingginya layaknya seorang guru".
Laporan: Erick Tanjung| DIY