Ini Definisi Miskin Menurut Pemerintah

Prioritas Pengurangan Angka Kemiskinan
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Pemerintah menyatakan angka kemiskinan nasional saat ini 13,3 persen. Artinya sebanyak 31,023 juta rakyat Indonesia masih hidup dalam kemiskinan.

Sebenarnya, bagaimana cara mengukur seseorang miskin atau tidak? Dalam laporan bulanan Data Sosial Ekonomi edisi April 2011, yang diterbitkan Badan Pusat Statistik Nasional, Kamis 5 April 2011, menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi garis kemiskinan. "Sebab penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan," kata Kepala BPS Rusman Heriawan dalam laporan itu.

Pada Maret 2010, angka garis kemiskinan sebesar Rp211 ribu per kapita per bulan. Artinya, seseorang baru dikatakan miskin bila pengeluaran per bulan di bawah Rp211 ribu. "Angka garis kemiskinan ini sebenarnya telah naik 5,7 persen dibandingkan Maret 2009."

Garis kemiskinan terdiri dari garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM). Peranan GKM terhadap garis kemiskinan sangat dominan, yaitu mencapai 73,5 persen.

Rusman menjelaskan, komoditas makanan yang sangat mempengaruhi garis kemiskinan adalah beras. Pada Maret 2010, kontribusi pengeluaran beras terhadap garis kemiskinan sebesar 25,2 persen di daerah perkotaan dan 34,11 persen di daerah perdesaan.

Rokok krektek filter memberi sumbangan terbesar kedua pada garis kemiskinan (7,93 persen di perkotaan dan 5,90 persen di perdesaan). Komoditas lainnya adalah gula pasir, telur ayam ras, mi instan, tempe, bawang merah, kopi, dan tahu yang masing-masing di bawah 5 persen.

Sementara itu, komoditas bukan makanan yang sangat mempengaruhi garis kemiskinan adalah biaya perumahan, listrik, angkutan, dan biaya pendidikan. Kontribusi biaya perumahan (8,43 persen di perkotaan dan 6,11 persen di perdesaan). Sedangkan biaya listrik dan lainnya berkontribusi di bawah 5 persen.