CIMB Malaysia Siap Raup Rp2 Triliun di BEI
- Ujang Zaelani
VIVAnews - Manajemen PT CIMB Niaga Tbk meminta regulator pasar modal mencermati rencana CIMB Group yang berencana mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencana CIMB Group tersebut dinilai dapat memicu perkembangan industri pasar modal domestik.
"Jadi, jangan hanya mengatakan jumlah emiten sekarang sekian banyak. Tapi, lihat juga emiten potensial dari luar negeri," kata Direktur Utama CIMB Niaga, Arwin Rasyid di acara Coffee Morning with Journalist, seperti dlaporkan wartawan VIVAnews. com, Arinto Wibowo, dari Bangkok, Jumat, 11 Maret 2011.
Menurut dia, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sebagai regulator pasar modal semestinya dapat mengantisipasi potensi besar masuknya perusahaan asing ke pasar modal domestik. "Jangan hanya karena pertimbangan [belum ada] peraturan," ujar dia.
Arwin menambahkan, bila saham CIMB Group dapat diperdagangkan di bursa saham domestik, potensi untuk memperoleh fee dari nilai transaksi saham bisa cukup besar. "Bayangkan jika dengan nilai rata-rata harian transaksi sekitar Rp7 triliun, berapa fee yang bisa diraih Bursa Efek Indonesia," ujarnya.
Meski demikian, dia menambahkan, bila CIMB Group akhirnya masuk bursa domestik, jumlah saham publik PT CIMB Niaga Tbk yang beredar atau free float berpotensi berkurang dari selama ini hanya 2,1 persen. "Ini karena saham publik akan beralih ke induknya," tuturnya.
Saat ini, kepemilikan CIMB Niaga dikuasai CIMB Group sebesar 97,9 persen, sedangkan publik 2,1 persen.
Sebelumnya, Group Chief Executive CIMB Group, Dato' Sri Nazir Razak mengatakan, hingga saat ini, mekanisme pencatatan saham pada dua bursa [dual listing] di bursa Indonesia masih terkendala aturan di pasar modal dalam negeri.
Meski demikian, rencana dual listing bisa dilakukan dalam dua cara. Salah satunya dilakukan dalam bentuk Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI) atau Indonesian Depository Receipts.
Menurut Dato' Sri Nazir, CIMB Group berkomitmen untuk mencatatkan hingga 100 juta sahamnya atau senilai 600-700 juta ringgit atau sekitar Rp2 triliun. Saat ini, nilai kapitalisasi pasar CIMB Group sekitar US$16 miliar atau lima persen dari nilai kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia.
Namun, mengenai waktu pencatatan, dia tidak bisa menjelaskan. "Tergantung
peraturan, listing, as soon as possible," jelas Dato' Sri Nazir, beberapa waktu lalu.
Otoritas bursa dan regulator pasar modal saat ini tengah menyiapkan aturan
mengenai mekanisme perdagangan saham dua bursa itu.