Ada Pelonggaran PSBB, BPS Catat Daya Beli Masyarakat Mulai Terkerek

Kepala BPS, Suhariyanto.
Sumber :
  • VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat mulai naiknya tingkat inflasi pada Juni 2020. Kondisi itu tidak terlepas dari kebijakan rileksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah diterapkan pemerintah. 

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, pada Juni 2020 inflasi tercatat sebesar 0,18 persen secara bulanan, naik dari catatan pada Mei 2020 yang sebesar 0,07 persen. Karenanya, dia meyakini pelonggaran PSBB akan memengaruhi tingkat inflasi.

"Tetapi untuk kembali normal sebelum WFH (Work From Home) mungkin butuh waktu, tentu peningkatan aktivitas masyarakat ini kita harap tetap mematuhi protokol kesehatan, jadi ke depan inflasinya dipengaruhi (rileksasi PSBB)," katanya saat telekonferensi, Rabu, 1 Juli 2020.

Suhariyanto mengatakan, kembali pulihnya daya beli masyarakat itu terlihat dari mulai meningkatnya aktivitas masyarakat di pusat-pusat perbelanjaan sejak Mei 2020. Itu didasarinya dari big data yang diperolehnya untuk memantau aktivitas atau mobilitas masyarakat.

"Sebetulnya saya enggak bawa datanya, tapi BPS sekarang membuat analisis big data yang menunjukkan mulai terjadi peningkatan aktivitas masyarakat sesudah ada pelonggaran PSBB. Jadi, sejak adanya pelonggaran itu ada peningkatan aktivitas masyarakat," ucap dia.

Secara umum, dia mengatakan, meningkatnya inflasi pada Juni 2020 dipengaruhi oleh kenaikan harga di kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,47 persen, transportasi 0,41 persen serta penyediaan makanan dan minuman atau restoran 0,28 persen. 

"Khusus Juni ini kalau kita lihat lebih karena kenaikan harga daging dan telor ayam ras. Sementara ada kontribusi sedikit untuk kenaikan angkutan udara," ungkap Suhariyanto.