Chatib Basri Heran Ekonomi RI Kuartal I-2020 Cuma Tumbuh 2,97 Persen

Muhammad Chatib Basri.
Sumber :
  • Chandra Gian Asmara/VIVA.co.id

VIVA – Dampak dari pandemi covid-19 bagi perekonomian nasional terasa cukup signifikan. Bahkan, pada kuartal I-2020, pemerintah mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya mampu tumbuh sebesar 2,97 persen secara year-on-year.

Menanggapi hal tersebut, Ekonom Chatib Basri mengatakan, meskipun capaian itu tak terlalu mengejutkan baginya, namun dia cukup heran akan hal tersebut.

"Semestinya, dari perhitungan itu pertumbuhan ekonomi (kuartal I-2020) masih bisa tumbuh di angka 5 persen," kata Chatib dalam telekonferensi, Kamis 25 Juni 2020.

Chatib beralasan, saat pemerintah mengumumkan kasus pertama covid-19 pada awal Maret 2020 lalu, semestinya segala perhitungan terkait pertumbuhan ekonomi pada Januari dan Februari 2020 masih bisa berjalan normal karena belum terdampak.

Kalaupun secara eksternal kinerja ekspor sudah mulai terdampak pada Februari 2020 itu, Chatib berpendapat bahwa penurunannya pun belum akan terlalu signifikan.

"Mungkin dampak eksternal ekspor itu di Februari dari 5 persen turun ke 4 persen lah. Kemudian baru Maret (mungkin penurunannya akan signifikan) karena dampak PSBB," kata Chatib.

Karenanya, Chatib mengaku heran bahwa akumulasi pertumbuhan ekonomi sejak Januari, Februari, dan Maret, hanya mencapai 2,97 persen. "Itu kan artinya ada sesuatu yang menarik di bulan Maret rata-rata ke bawah," ujar Chatib.

Dengan pertimbangan bahwa pada Januari-Februari 2020 dampak covid-19 semestinya belum terlalu fatal, maka Chatib berasumsi jika pada Maret lalu memang terjadi sesuatu yang membuat pertumbuhan ekonomi nasional hanya bisa mencapai 2,97 persen pada kuartal I-2020.

"Jadi berarti kan memang situasi di Maret itu lumayan parah. Dan gambaran dari situasi Maret ini adalah cerminan yang terjadi di April, Mei, dan Juni, karena dampak dari social distancing itu memang baru mulai terjadi sejak Maret," ujar Chatib.

"Jadi bisa saya bayangkan bahwa kalau saya lakukan ekstrapolasi (perluasan data) dari angka itu, mungkin ekonomi kita akan kontraksi di kuartal II-2020, dan pertumbuhannya mungkin saja akan negatif," ujarnya.