Pakar Pemerintah Sebut AS Tak Perlu Lockdown
- bbc
Pakar pandemi Amerika Serikat, Dr Anthony Fauci, mengatakan kebijakan karantina wilayah secara luas atau `lockdown`di AS tidak lagi diperlukan, walau tingkat penularan virus di negara itu terbilang tinggi.
"Saya pikir kita tidak akan lagi membahas tentang kembali ke lockdown," ujarnya kepada kantor berita AFP, ketika ditanya apakah sejumlah negara bagian yang jumlah kasusnya banyak harus merilis lagi instruksi agar warga bertahan di rumah.
"Saya kira kami akan membahas mengenai upaya yang lebih baik dalam mengendalikan area-area di negara ini yang memiliki lonjakan kasus," tambah pria yang menjabat sebagai penasihat Gedung Putih di bidang pandemi.
- Jumlah kasus positif virus corona di AS tembus dua juta
- AS `bisa selamatkan banyak nyawa` seandainya lebih cepat bertindak
- AS tuding China retas penelitian virus corona, China anggap tuduhan itu `tidak bermoral`
Fauci menekankan bahwa harus ada pendekatan lokal, termasuk mengenai pertanyaan kapan waktu yang tepat untuk membuka sekolah lagi.
"Di daerah-daerah yang jelas tiada kasus sama sekali, maka tiada masalah dengan membuka sekolah," tegasnya.
"Ada daerah lain yang jumlah penularannya cukup banyak, sehingga pembukaan sekolah harus ditunda," imbuhnya.
Jumlah kasus di AS selama dua hari berturut-turut menembus 23.000. Dari jumlah itu, Negara Bagian California mencatat 3.455 kasus dalam sehari pada Rabu (17/06), sedangkan Texas melaporkan 3.129 kasus dan Florida 2.610 kasus.
Berdasarkan himpunan data Universitas Johns Hopkins, kasus positif Covid-19 di AS secara keseluruhan hampir mencapai 2,2 juta. Jumlah korban meninggal mencapai 118.435 jiwa.
Wajibkan pakai masker
Tingginya kasus positif di AS mendorong sejumlah negara bagian, seperti California dan North Carolina, mewajibkan warganya memakai masker di luar rumah.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) pun merilis panduan yang menegaskan bahwa pemakaian masker adalah penting untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Namun, ada sebagian warga AS yang menolak memakai masker.
Bahkan, dalam wawancara dengan Wall Street Journal yang diterbitkan pada Kamis (18/06), Presiden AS Donald Trump mengatakan orang-orang yang memakai masker ingin menunjukkan penentangan terhadap dirinya.