Menteri PUPR Akui Penyiapan Proyek yang Ditawarkan ke Investor Lamban

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR, Basuki Hadimuljono
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengeluhkan lambatnya proses administrasi pada sejumlah proyek, baik yang akan maupun yang telah ditawarkan kepada sejumlah investor.

Dia menyebut, sejumlah proyek yang akan dan sudah ditawarkan kepada para investor itu, nyatanya hingga saat ini masih ada yang tak mengalami progres signifikan. Bahkan, ada beberapa proyek yang statusnya masih di-review, masih dalam tahap persiapan, atau bahkan baru difinalisasi.

"Kalau sudah market sounding, mestinya kan sudah siap semua. Nanti akan saya bahas itu semua secara internal," kata Basuki dalam telekonferensi, Kamis 30 April 2020.

Basuki berharap, kedepannya jajaran di Kementerian PUPR bisa lebih cekatan dan sigap dalam upaya-upaya mengawal seluruh proyek KPBU, demi memberikan kenyamanan kepada para investor.

Hal itu sebagaimana yang juga dilakukan oleh pihak BKPM, yang menurutnya cukup egaliter dalam kinerjanya melayani para investor.

"Maka PUPR yang berhubungan langsung dengan KPBU, juga harus punya niat yang sama untuk bisa melayani dan melindungi para investor agar bisa berinvestasi dengan nyaman," ujarnya.

Diketahui, hingga saat ini status sejumlah proyek KPBU yang akan ditawarkan kepada para investor, memang masih memerlukan beberapa proses untuk dibenahi lebih lanjut.

Misalnya seperti Jalan Tol Cikunir-Ulujami dengan nilai investasi Rp21,56 triliun, yang masih melalui proses peninjauan (review) dokumen lelang. Lalu ada juga Jalan Tol Layang Sentul Selatan-Kawarang Barat senilai Rp15,3 triliun, yang dokumennya juga masih di-review untuk dilelang.

Kemudian, Jalan Tol Patimban senilai Rp7,5 triliun, yang justru masih dalam tahap penyusunan dokumen lelang. Lalu ada pula Jalan Tol Semarang Harbour dengan investasi Rp11,7 triliun, yang masih diproses evaluasi dokumen prastudi kelayakannya.

Bahkan, proyek Jembatan Batam-Bintan dengan investasi senilai Rp8,7 triliun, hingga saat ini statusnya masih dalam proses penyusunan dokumen pra studi kelayakan.