Diterjang Badai Corona, 1.642 Hotel di RI Berhenti Operasi
- Instagram The Quincy Hotel
VIVA – Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia atau PHRI, Hariyadi Sukamdani mengakui, terjangan badai pandemi corona atau Covid-19 saat ini cukup menghantam secara telak bagi sektor perhotelan.
Sebab, Hariyadi menegaskan bahwa kondisi saat ini telah membuat tingkat hunian untuk hotel mendekati nihil, di mana sektor restoran pun juga mengalami hal yang sama.
"Karena berdasarkan data PHRI per tanggal 13 April 2020 kemarin, sedikitnya 1.642 hotel dan 353 restoran atau tempat hiburan, saat ini telah berhenti beroperasi," kata Hariyadi dalam telekonferensi, Kamis 16 April 2020.
"Jadi benar-benar sudah hampir tidak ada operasional karena tidak ada pengunjung," ujarnya.
Hariyadi memastikan, hal itu terjadi sebagai dampak berkelanjutan, dari menurunnya aktivitas wisata di sejumlah wilayah dan daerah pariwisata yang ada di Tanah Air secara drastis.
Dia pun merinci, dari daerah-daerah tujuan wisata yang paling merasakan penurunan jumlah wisatawan, terdapat tiga daerah yang mengalami hantaman cukup keras seperti misalnya Manado, Bali, dan Batam.
Berdasarkan data Kementerian pariwisata, lanjut Hariyadi, hingga pekan kedua bulan April 2020 saja tercatat sudah ada sebanyak 180 destinasi wisata dan 232 desa wisata di Indonesia yang tutup akibat sepi pengunjung.
"Sehingga, hal itu akhirnya juga berdampak pada aspek ketenagakerjaan, khususnya bagi para pekerja di sektor perhotelan," kata Hariyadi.
Dia mengakui, dampak yang ditimbulkan akibat sepinya pengunjung, misalnya seperti yang telah dilakukan oleh sejumlah hotel, adalah memberhentikan para pekerja hariannya (daily worker).
Selain itu, sejumlah pengusaha hotel juga telah memberlakukan cuti di luar tanggungan perusahaan bagi pekerja kontrak dan pekerja tetap, serta memberlakukan waktu kerja secara bergiliran bagi hotel dan restoran yang masih beroperasi.
"Hal ini dilakukan perusahaan agar cash flow mereka itu masih bisa tetap terjaga," ujarnya.