Kapan Pembatasan Pergerakan Warga Berakhir di Australia?
Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt menyatakan belum diketahui kapan pembatasan sosial akibat penyebaran COVID-19 akan berakhir. Tapi ia menyebutkan tiga syarat harus dipenuhi sebelum pembatasan dicabut.
Menkes Australia menyampaikan apresiasi pada warga yang mematuhi seruan pemerintah agar tetap tinggal di rumah saat perayaan Hari Paskah akhir pekan lalu.
Perayaan Paskah di Australia selama ini ditandai dengan ramainya tempat-tempat wisata namun kali ini hal itu tidak terjadi.
"Warga Australia telah melakukan apa yang kita harapkan. Mereka tinggal di rumah. Mereka melakukan isolasi mandiri," ujar Menkes Hunt.
Saat ini penyebaran COVID-19 di Australia sudah melambat dan memicu harapan akan segera diakhirinya pembatasan sehingga kehidupan akan normal kembali.
Namun Menkes Hunt telah menguraikan tiga syarat yang harus dilewati Australia sebelum pembatasan berakhir.
Pertama: Penurunan kasus yang berkelanjutan
Setelah menyalurkan paket ekonomi senilai miliaran dolar untuk membantu warga di tengah krisis ekonomi akibat COVID-19, Pemerintah Australia kini mulai mengalihkan fokus mereka pada upaya untuk memulihkan keadaan.
Menurut Menkes Hunt, pemerintah sedang giat mencari jalan keluar, dengan syarat pertama yang harus dipenuhi yaitu penurunan jumlah kasus COVID-19.
"Syarat pertama yaitu indikasi yang jelas bahwa kita berhasil menekan jumlah kasus," katanya.
Sejauh ini kurva kasus COVID-19 di Australia telah melandai, tercatat tidak sampai 100 kasus baru sehari selama seminggu terakhir.
Di samping itu, dari 6.300 kasus, lebih setengahnya telah sembuh.
Kedua: Kemampuan merespon cepat
Beberapa minggu terakhir, Australia sempat mengalami kepanikan akibat kurangnya jumlah ventilator, atau alat bantu pernafasan, yang tersedia di unit perawatan intensif di seluruh rumah sakit.
Australia telah memastikan jika terjadi lonjakan kasus secara bersamaan, maka rumah sakit sudah siap dengan peralatan yang sangat dibutuhkan untuk merawat pasien COVID-19.
Pemerintah Australia sangat yakin negaranya segera memiliki ventilator dalam jumlah yang cukup.
Selain itu, perlu pula dipersiapkan kemampuan melacak potensi wabah secara cepat.
Menurut Menkes Hunt, jika terjadi lonjakan kasus, maka para tenaga medis harus mampu merespon, menangani dan mengisolasi orang yang terinfeksi COVID-19.
"Kemampuan merespon, menangani dan mengisolasi sangat diperlukan, sebelum Australia secara progresif mencabut pembatasan secara bertahap," katanya.
AAP: Scott Barbour
Ketiga: "Exit plan"
Menkes Hunt menambahkan, Pemerintah Australia juga sedang menyusun "exit plan" untuk membuka kembali perkantoran dan usaha secara bertahap.
Perdana Menteri Scott Morrison telah mengisyaratkan ada negara bagian yang mungkin akan dibuka lebih awal dibandingkan negara bagian lainnya.
Sebelumnya, PM Morrison sering mengingatkan pembatasan sosial akan berlaku setidaknya selama enam bulan, bahkan lebih lama, sampai vaksin COVID-19 berhasil dikembangkan.
Menurut Menkes Hunt, Australia terus memantau apa yang dilakukan Korea Selatan, Jepang dan Singapura dalam mengatasi COVID-19.
Dia mengatakan langkah untuk membuka kembali dunia usaha di Australia akan dilakukan bertahap untuk memastikan tidak terjadi lonjakan kasus yang tiba-tiba.
Sebelumnya Pejabat Medis Tertinggi Australia, Brendan Murphy menegaskan masih butuh waktu beberapa minggu sebelum bisa memastikan apakah Australia telah berhasil memperlambat penyebaran virus.
Profesor Murphy menyebutkan Australia tampaknya tak perlu lagi menerapkan tindakan lebih keras saat ini.
"Rekam jejak kita selama beberapa minggu terakhir terlihat cukup bagus," katanya.
"Kita berada di arah yang tepat. Saya tidak melihat perlunya tindakan lebih keras jika melihat data yang kami miliki saat ini," ujar Prof Murphy.
Reuters: Carlos Osorio
Apakah kehidupan akan normal kembali?
Kapan warga Australia bisa keluar rumah lagi seperti sebelum pandemi virus corona, sampai pekan ini belum bisa dipastikan.
Yang jelas, apabila pembatasan pergerakan warga mulai dilonggarkan, tidak demikian halnya dengan penerbangan internasional.
Sektor tersebut tetap akan dikenakan aturan ketat, karena terkait dengan penutupan perbatasan negara.
Menteri Pariwisata Australia, Simon Birmingham, mengatakan pembatasan penerbangan domestik kemungkinan akan dlonggarkan terlebih dahulu.
"Ini masa dimana kita tidak boleh pergi liburan dan tidak boleh ke luar negeri," katanya.
"Mungkin ada sedikit harapan untuk penerbangan domestik, tapi itu pun kita belum sampai ke sana," ujarnya.
"Tapi yang jelas, ini saat yang tepat untuk menyusun rencana liburan bagi warga Australia, apabila kita akhirnya melewati semua ini," kata Menteri Birmingham.