Para Perempuan Pengawas Adegan Seks dalam Produksi Film Hollywood
Beberapa waktu lalu, asosiasi aktor Amerika Serikat, SAG-AFTRA, mengeluarkan dokumen yang mengatur adegan seks melalui profesi `pengawas keintiman`. Ini adalah bagian langkah menghentikan pencabulan di industri hiburan.
Presiden SAG-AFTRA Gabrielle Casteris menyatakan banyak aktor – terutama perempuan – yang mengutarakan kepedulian soal ini.
Dari sini muncullah profesi yang dilakoni perempuan seperti Alicia Rodis dan Chelsea Pace yang mengawasi batas-batas keintiman saat syuting adegan seks.
Mereka bertugas memastikan sutradara dan para pemain menghormati batas-batas keintiman yang diterapkan oleh para pemain film dan teater ketika mereka berakting.
Chelsea Pace misalnya menjadi koreografer untuk adegan intim yang dilakukan oleh sepasang pemain.
"Kita tak memakai kata meraba," katanya. "Kita memakai kata `kontak otot` dengan bagian depan tubuh mitra akting," katanya.
Penggunaan kata-kata nonseksual untuk pengarahan panggung sangat penting dalam profesi ini.
Pekerjaan ini tidak ada beberapa tahun lalu, tapi kini menjadi salah satu dari profesi paling tumbuh pesat dalam industri hiburan.
Sebagai fasilitator terlatih, mereka membantu penampil dan produksi untuk menavigasi adegan-adegan sensitif yang melibatkan kontak fisik seperti pelukan, ciuman, hingga adegan telanjang dan rangsangan seksual.
Profesi ini lahir dalam situasi besarnya gerakan #MeToo dan Time`s Up yang dipicu oleh tuduhan terhadap produser film Harvey Weinstein, 67 tahun, yang kemudian dinyatakan bersalah untuk pencabulan dalam pengadilan di New York.
"Selama ini ada koordinator peran pengganti, koreografer adegan laga dan perhatian ketika ada adegan kekerasan di layar," kata Alicia Rodis yang terlatih sebagai koreografer perkelahian.
"Namun ketika urusannya adalah keintiman dan ketelanjangan – yang juga berisiko tinggi – tidak ada yang peduli. Ini mengejutkan".
Rodis kini bekerja penuh waktu sebagai penyelia keintiman dan ikut mendirikan Intimacy Directors International.
Pengamat industri memperkirakan adanya 50 orang spesialis yang bekerja sebagai penasihat pekerja, sebagian besar di Amerika dan Inggris. Jumlah ini adalah peningkatan sepuluh kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.
Ketimpangan kekuasaan
Adegan-adegan intim biasanya improvisasi para pemain sesudah ada instruksi umum dari sutradara, dan ini tergantung aktor untuk menetapkan batas nyaman mereka.
"Dulu biasanya mengandalkan pengalaman pribadi aktor sendiri, dan membiarkan mereka menafsirkan skrip `berciuman dengan panas` dengan harapan tafsiran mereka sesuai keinginan sutradara," kata Pace yang mendirikan Theatrical Intimacy Education tahun 2017.
Namun ketimpangan kekuasaan dalam industri sulit bagi aktor – terutama perempuan – untuk protes apabila mereka tak nyaman.
Masalah ini sudah lama bergejolak bahkan sebelum skandal Weinstein muncul ke permukaan bulan Oktober 2017.
Beberapa dekade sesudah syuting film Last Tango in Paris (karya sutaradara Bernardo Bertolucci, beredar tahun 1972) aktor Maria Schneider berkata bahwa ia merasa "dipermalukan" dan "agak diperkosa" ketika sutradara meminta melakukan kontaks seks yang tak tercantum dalam skrip.
Usia Maria 19 tahun ketika itu.
Baru-baru ini, Emilia Clark juga berbicara tentang pengalamannya memfilmkan adegan-adegan eksplisit dalam seri Game of Thrones yang disebutnya "mengerikan".
"Saya berada di set film, sepenuhnya telanjang di tengah orang-orang ini, dan saya tak tahu apa yang harus saya lakukan dan apa yang mereka harapkan dari saya. Saya tak tahu apa yang mereka inginkan, dan tak tahu yang saya inginkan," katanya dalam sebuah wawancara.
Hal-hal ini berubah sejak adanya gerakan #MeToo.
Salah satu titik baliknya adalah syuting seri HBO The Deuce tentang berkembangnya industri pornografi di New York tahun 1970-an.
Emily Maede yang berperan sebagai pekerja seks dan bintang porno berbicara kepada para pimpinan produksi ketika ia merasa adegan telanjang untuknya terasa berlebihan.
Saat itulah Alicia Rodis mendapat pekerjaan dari saluran TV besar untuk pertama kalinya guna memfasilitasi adegan-adegan seks.
Kata Rodis, ia akan meminta para pemainnya untuk "mendiskusikan hal-hal yang tertulis dan tidak tertulis dalam skrip" agar tidak ada kejutan saat adegan dilakukan.
"Saya ingin mewujudkan visi sutradara sekaligus memastikan bahwa kita semua berada dalam batas-batas nyaman para aktor."
HBO kemudian menyatakan bahwa mereka akan mempekerjakan penyelia keintiman pada setiap tayangan mereka yang melibatkan ketelanjangan. Perusahaan lain seperti Netflix, Amazon dan Apple+, kemudian menyusul.
Penyelia keintiman kini sering ditemukan juga dalam produksi teater.
"Mereka adalah bagian dari proses kreatif, untuk menjelajahi kemungkinan keintiman digunakan sebagai bagian penceritaan yang pas di dalam cerita keseluruhan," kata Yarit Dor, salah seorang penyelia keintiman di industri teater London di kawasan West End.
Bahasa baru
Menurut Amanda Blumenthal, yang bekerja untuk program The Affair yang penuh adegan intim, ia mengatakan pekerjaannya "sebagian moderator, sebagian konselor, sebagian lagi koreografer".
"Sebuah produksi sering beranggapan seorang aktor setuju saja beradegan telanjang karena pernah melakukan itu sebelumnya, padahal belum tentu," kata Blumenthal, yang mengelola Intimacy Professionals Association.
"Adegan telanjang itu situasi yang sulit sekali. Saya berada di set film untuk membantu para aktor menegaskan batas-batas mereka".
Selama beberap tahun terakhir, kemunculan ahli dalam adegan intim ini membuat teknik dan prosedur pekerjaan ini jadi berkembang, mulai dari memberi nasihat kepada penulis skenario hingga aspek teknis bagaimana memfilmkan adegan rangsangan seks.
Panduan dari SAG-AFTRA meliputi tahap praproduksi yaitu: penyelia keintiman bertemu empat mata dengan aktor sebelum latihan; memastikan bagian kostum untuk menyediakan busana yang tepat yang memperlihatkan ketelanjangan tapi tetap menutup alat kelamin.
Selagi adegan intim direkam, penyelia memastikan bahwa set film ditutup dan jumlah kru minimum. Mereka juga membantu mengarahkan koreografi dan interaksi fisik dalam adegan itu.
"Bagian terbesar pekerjaan ini adalah tetap ada persetujuan selama proses perekaman adegan," kata Blumenthal.
Di Inggris, asosiasi sutradara Inggris, Directors UK, telah mulai menyediakan panduan jelas dan praktis untuk mengarahkan adegan telanjang dan rangsangan seks.
Menurut para ahli, adegan-adegan seperti itu perlu perencanaan seperti halnya adegan kejar-kejaran mobil atau adegan aksi.
"Jika ada ciuman dan rangsangan seks, apakah para pemain setuju kalau payudara mereka disentuh, misalnya? Atau pantat mereka? Kami memastikan bahwa tidak ada kontak alat kelamin. Atau kalau alat kelamin bersentuhan dan para pemain setuju, harus ada penghalang," kata Rodis.
Sebelumnya tugas ini diserahkan kepada bagian kostum dan perias. Tugas mereka terbatas memberi pakaian untuk syuting dan memastikan kamera tidak mengungkapkan kepada penonton lebih daripada yang sudah disetujui sebelumnya.
Kini penyelia keintiman membawa elemen baru ke syuting film: bahasa nonseksual untuk menerjemahkan pengarahan dari sutradara.
"Jadi bahasanya bukan satu aktor meraba yang lain, tapi para aktor melakukan kontak otot," kata Pace.
Alih-alih mengatakan "elus-elus pasanganmu", Pace akan menginstruksikan para aktor untuk "menyentuh bagian samping wajah pasanganmu".
"Bukan cuma lebih spesifik, tapi juga bebas dari konotasi seksual," kata Pace.
Perubahan struktural
Namun masih ada keengganan terhadap peran penyelia keintiman ini. Para sutradara dan produser khawatir proses syuting bisa melambat.
Selain itu ada kekhawatiran anggaran membengkak, terutama para produksi dengan anggaran minim. "Kami bukan polisi seks. Terkadang sutradara berpikir tugas kami melarang adegan telanjang dalam film. Bukan itu," kata Pace.
"Sekali bekerja dengan penyelia keintiman, banyak sutradara merasa ada petugas khusus yang meringkankan beban mereka," kata Yarit Dor.
Namun dibutuhkan adanya perubahan radikal di industri film yang bisa membuat aktor – terutama perempuan – untuk menolak adegan tertentu.
"Ini soal redistribusi kekuasaan. Kita butuh sutradara yang ingin aktor menyatakan setuju atau tidak pada adegan tertentu, dan mampu menyatakan apa yang mereka butuhkan," kata Pace.