Empat Hari, Aliran Modal Asing Keluar RI Rp20,1 Triliun Akibat Corona

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Bank Indonesia (BI) mencatat, aliran modal asing yang keluar dari Indonesia secara tahun berjalan atau hingga 23 Maret 2020 mencapai Rp125,2 triliun. Angka tersebut melonjak Rp20,1 triliun dari catatan 19 Maret 2020 yang sebanyak Rp105,1 triliun.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, aliran modal asing yang tercatat keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak Rp112 triliun. Kemudian, yang berasal dari pasar saham Rp9,2 triliun dan sisanya dari pasar obligasi korporasi maupun Sertifikan Bank Indonesia (SBI).

"Secara total, capital outflow baik SBN, SBI, obligasi korporasi, saham itu Rp125,2 triliun," kata dia saat telekonferensi dari kantornya, Jakarta, Selasa, 24 Maret 2020.

Sebagian besar aliran modal asing yang keluar tersebut, dikatakannya, terjadi pada Maret 2020 atau sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan wabah virus corona (Covid-19) positif telah masuk ke Indonesia. Angkanya mencapai Rp104,7 triliun.

"Itu semua hampir sebagain besar terjadi pada Maret, totoalnya Rp104,7 triliun dari Rp125,2 triliun," tegas Perry.

Dia kembali menegaskan, keluarnya aliran modal asing tersebut lebih disebabkan kepanikan para investor maupun pelaku pasar keuangan terhadap mewabahnya Covid-19 di berbagai negara, termasuk negara-negara maju.

Akibatnya, mereka lebih memilih mengalihkan aset-asetnya di pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, ke dalam bentuk aset yang dianggap lebih aman, yakni dolar Amerika Serikat, sehingga mayoritas aliran modal asing keluar dari negara berkembang.

"Menyebar luas di AS, khususnya wilayah timur maupun barat, bagaimana Covid-19 menyebar di Eropa, Italia, Prancis, Spanyol, Inggris, ini jadi permasalahan dunia," ungkapnya.