Masih Ada Kekhawatiran Corona Menyebar, Rupiah Kembali Loyo
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali mengalami pelemahan pada perdagangan akhir pekan ini. Di pasar spot, Jumat, 6 Maret 2020, rupiah diperdagangkan di level Rp14.291 per dolar AS, melemah 0,85 persen dari penutupan perdagangan kemarin, Kamis, 5 Maret 2020.
Sementara itu, berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah hari ini rata,-rata diperdagangkan di level Rp14.267 per dolar AS atau telah melemah 0,69 persen di banding rata-rata perdagangan kemarin di level Rp14.168 per dolar AS.
Pergerakan rupiah tersebut tidak terlepas dari semakin khawatirnya pelaku pasar terhadap penyebaran wabah virus corona (Covid-19). Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva bahkan mengatakan prospek ekonomi global telah bergeser ke skenario yang lebih mengerikan karena penyebaran Covid-19 tidak terdeteksi.
Akibat hal itu, pelaku pasar keuangan saat ini kembali menjauhi aset-aset berisiko, dan lebih memilih untuk menanamkan dananya di pasar surat berharga negara, khususnya US Treasury. Itu terjadi meskipun wabah Covid-19 juga mengalami kenaikan penyebaran di AS.
"California telah menyatakan keadaan darurat, sebuah kapal pesiar ditahan di lepas pantai San Francisco setelah seorang mantan penumpang meninggal akibat virus itu. Lebih banyak kasus juga dilaporkan di negara bagian Washington, New York, New Jersey, dan Tennessee," demikian ulasan ekonomi dan pasar harian, PT Samuel Aset Manajemen hari ini.
Sementara itu, dari sisi domestik, pemerintah, Bank Indonesia, maupun Otoritas Jasa Keuangan masih terus menjanjikan berbagai stimulus, relaksasi aturan, hingga insentif masih akan dikeluarkan. Ini demi mendorong ekonomi Indonesia tetap bergerak di tengah ancaman nyata perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat wabah Covid-19.
Sejak diumumkannya wabah tersebut mulai masuk ke Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada awal pekan ini, Bank Indonesia juga mengumumkan bahwa intervensi pasar keuangan akan semakin diintensifkan. Akibatnya pasar mata uang Indonesia selama sepekan ini mengalami penguatan. Namun, hal itu tidak terjadi pada hari ini.
"Intervensi yang cukup ketat dan ekstra waspada mampu membawa mata uang garuda kembali menguat walaupun tipis (sepekan kemarin), namun apa yang dilakukan BI sudah maksimal sehingga bisa membantu menstabilkan mata uangnya," ungkap Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim.