BI: Puncak Dampak Corona ke Ekonomi RI Terjadi pada Februari-Maret

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memperkirakan, puncak dampak wabah virus corona (Covid-19) ke ekonomi Indonesia, hanya akan terjadi pada Februari hingga Maret 2020.

Kata dia, dampak tersebut akan mulai mengalami perbaikan mulai April 2020 dan kemudian mulai mengalami pemulihan dalam enam bulan kedepannya atau hingga Oktober 2020.

"Terkait assessment Covid-19 ke Indonesia, kami masih konsisten, dampak terberat Februari dan Maret. InsyaAllah akan mulai membaik pada April, itu belum tentu pulih tapi mulai perbaikan di April dan seterusnya pulih enam bulan ke depan," kata dia saat konferensi pers di kantornya, Senin, 2 Maret 2020.

Perry sebelumnya pun telah memperkirakan, akibat dampak wabah Covid-19 pertumbuhan ekonomi tahun ini akan lebih lambat dibanding perkiraan semula, yaitu menjadi 5,0-5,4 persen. Sedangkan, prakiraan semula ditargetkan di kisaran 5,1-5,5 persen.

"Revisi prakiraan ini terutama karena pengaruh jangka pendek tertahannya prospek pemulihan ekonomi dunia pasca meluasnya Covid-19, yang memengaruhi perekonomian Indonesia melalui jalur pariwisata, perdagangan, dan investasi," ungkap dia.

Karena itu, dia menegaskan, demi mengantisipasi kondisi itu, BI akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan Otoritas lain dalam melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah dan mitigasi dampak risiko Covid-19 terhadap perekonomian domestik.

Pemerintah, dikatakannya, telah dan akan terus meningkatkan ruang stimulus fiskal dan memberikan kemudahan berusaha di sektor riil termasuk kegiatan pariwisata dan ekspor-impor, sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan BI, dipastikannya terus konsisten menjaga stabilitas moneter, nilai tukar rupiah, dan pasar keuangan, serta mendorong momentum pertumbuhan ekonomi. Sementara Otoritas Jasa Keuangan menempuh kebijakan untuk melakukan stabilisasi pasar saham serta memperkuat ketahanan industri perbankan dan jasa keuangan.

"Jadi koordinasi dilakukan secara konsisten dan kuat dan kita terus lakukan dari waktu ke waktu agar dampak Covid-19 ke stabilitas ekonomi kita tetap teratasi dan terjaga sambil terus dorong momentum pertumbuhan ekonomi," tegasnya.