Kreatif, Aplikasi Cek Gizi Jajanan di Kantin Karya Pelajar Surabaya

Siswa di SMA Khadijah Surabaya mempraktikkan cara kerja aplikasi Care With Straat Kinderen.
Sumber :
  • VIVAnews/Nur Faishal

VIVA – Para remaja di Jawa Timur membuat terobosan dengan berbagai inovasi, baik dengan teknologi maupun gerakan bersama di sekolah-sekolah dan kampus, untuk menggalakkan pemenuhan gizi. Mereka fokus menciptakan solusi perbaikan pola makan dan lingkungan bagi remaja. Mereka berkolaborasi dalam hal itu melalui program Pembaharu Gerakan Gizi (Saya PEMBERANI).

Program itu disokong Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Ashoka Indonesia. Sasarannya anak didik di sekolah-sekolah dan kampus. Di antaranya ialah di Sekolah Menengah Atas Khadijah Surabaya, Jawa Timur. Di sini, para siswa membuat aplikasi gizi sehat yang bernama Care With Straat Kinderen.

Aplikasi itu membawa siswa SMA Khadijah Surabaya masuk sebagai finalis program 'Saya PEMBERANI'. Para siswa yang berperan dalam menciptakan inovasi itu, antara lain Sabillah Nur Fitriyanah, Islah Farah, Citra Rossalia, Rohmah Minka, Ananta Daffa, dan M Ilham Arifin dan Reyhan Dani Indrianto.

Citra Rossalia mengatakan, aplikasi Care With Straat Kinderen yang dibuat timnya memadukan gerakan mengonsumsi gizi bagi remaja dengan teknologi yang berbasis Android dan iOS. Dengan aplikasi itu, siswa bisa mengetahui makanan yang bergizi yang dijual di kantin-kantin sekolah. Sebab, semua penganan yang dijual di kantin terdata di aplikasi itu.

Tidak hanya jenis penganannya, bahan makanan serta kandungan yang ada di dalamnya pun akan tertera dengan jelas. Sehingga siswa yang mau membeli makanan itu mengetahui kebutuhan gizi yang bisa diperolehnya. "Sejak dulu jajanan sekolah selalu dipersepsikan kurang gizi. Kalau ada data yang jelas, kami bisa mengetahui makanan yang akan dibeli," kata Citra di SMA Khadijah Surabaya kepada wartawan pada Kamis, 27 Februari 2020.

Para siswa bekerja sama dengan koperasi sekolah yang membawahkan kantin-kantin, termasuk produsen jajanan yang dipasok ke kantin sekolah. Aplikasi itu juga memberikan bantuan permakanan bagi anak-anak jalanan. Caranya, mereka membagi sisa keuntungan dari koperasi atau kantin sekolah. Keuntungan itu akan dibelanjakan berupa makanan bergizi yang diberikan pada anak-anak jalanan.

Program 'Saya PEMBERANI' berawal dari kekhawatiran akan banyaknya anak muda di Indonesia yang memiliki masalah gizi. Seperempat remaja putri berusia 15-24 tahun mengidap anemia, 34 persen remaja laki-laki dan perempuan mengalami gizi lebih dan obesitas. Program ini menargetkan remaja usia 12-20 tahun sebagai aktor sosial yang penting untuk mendorong perubahan di masyarakat.

“Saya PEMBERANI mengidentifikasi remaja yang termotivasi dan terinspirasi untuk ikut andil untuk mengerakkan perubahan sosial terkait dengan gizi terutama di Kota Surabaya dan Kabupaten Jember di Jawa Timur,” kata Ravi K. Menon, Country Director GAIN.

Ia melanjutkan, sebanyak 25 tim terpilih sudah diundang ke Jakarta untuk menghadiri rangkaian Kegiatan Puncak Program 'Saya PEMBERANI' pada 23-25 Februari 2020 yang meliputi lokakarya peningkatan kapasitas remaja untuk penajaman ide, dan presentasi akhir di depan panel juri.

Selain dari SMA Khadijah, peserta dari Jawa Timur yang juga masuk 25 besar berasal dari St Louis 1 Surabaya, SMP Santa Maria, SMA Santa Maria, SMK N 1 Jember, SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, SMAN 4 Jember , SMAN Ambulu Jember , SMKN 5 Jember, SMKN 1 Jember, UN Jember, Unair, dan UNUSA.