Akhirnya, Misteri Tulisan Berusia 230 Tahun di Batu Terpecahkan

- FRED TANNEAU/AFP
Sumber :
  • bbc

Teka-teki sebuah pesan tertulis di atas bongkahan batu berusia 230 tahun, yang selama ini menjadi misteri bagi warga Desa Plougastel, Prancis, akhirnya terpecahkan.

Dua orang yang mampu membaca dan menguraikan pesan tersebut menyimpulkan bahwa inti pesan di atas batu itu menceritakan tentang kematian tragis.

Sebelumnya, pimpinan Desa Plougastel, yang terletak di wilayah Barat Laut Prancis, menggelar lomba untuk memecahkan misteri pesan di atas batu di wilayah pantai Brittany.

Kontes berskala internasional ini digelar setelah para ahli lokal tidak mampu memahami isi pesan berupa ukiran di atas batu tersebut.

Sebagai hadiah, pimpinan desa itu memberikan uang sebesar £1.679 atau sekitar Rp30 juta pada Senin (24/02) kepada dua orang pemenang.

Siapa penulis pesan di atas batu?

Wali kota Dominique Cap mengatakan terjemahan mereka berbeda, namun cerita yang dihasilkan "sangat mirip".

Kedua pemenang sepakat bahwa prasasti itu dibuat untuk mengenang seorang pria yang meninggal.

Noël René Toudic?, seorang guru bahasa Inggris dan ahli bahasa Celtic, mengatakan dia bekerja atas dasar bahwa penulisnya adalah seorang pria semi-terpelajar yang berbicara dalam bahasa Breton abad ke-18.

Bagian terpenting dari terjemahannya berbunyi: "Serge yang tidak memiliki keahlian mendayung, perahunya terbalik akibat hempasan angin kencang."

Pemenang lainnya dalam kontes ini adalah sejarawan Roger Faligot dan seniman Alain Robet.

Bahasa apa yang digunakan penulis prasasti?

Mereka juga mengatakan bahwa pesan itu ditulis dalam bahasa Breton, namun meyakini ada beberapa kata dalam bahasa Wales.

Terjemahan mereka berbunyi: "Dia adalah penjelmaan dari keberanian dan joie de vivre . Di suatu tempat di pulau itu dia terhempas dan mati."

Ditemukan beberapa tahun silam, pesan dalam 20 baris itu dituliskan pada lempengan batu setinggi satu meter di sebuah teluk di wilayah Brittany, yang hanya dapat diakses ketika air surut.

Di samping menggunakan huruf atau kata Prancis modern, ada kata terbalik dan ada pula huruf ala Skandinavia - misalnya huruf Ø.

Pada batu itu tertera tahun 1786 dan 1787, yang menunjukkan bahwa pesan itu ditulis sebelum Revolusi Prancis. Di batu itu juga ada juga gambar kapal dan hati dengan tanda salib di atasnya.

Mengapa dua orang itu tampil sebagai pemenang?

Prasasti itu ditemukan beberapa tahun yang lalu, namun para akademisi lokal gagal menafsirkannya.

Para pejabat setempat mengatakan ada 61 terjemahan yang diserahkan dalam kompetisi tersebut. Sebagian besar pengirimnya berasal dari Prancis, tetapi lainnya dikirim dari sejumlah negara termasuk AS dan Thailand.

Sebuah panel yang terdiri sejumlah sejarawan menyimpulkan bahwa teori yang diajukan dua orang tersebut layak disebut sebagai pemenang karena interpretasinya paling masuk akal.

Lebih lanjut Wali kota Dominque Cap mengatakan masih ada jalan panjang untuk "menyelesaikan misteri seutuhnya" dari pesan tersebut.

Namun demikian, dia menggambarkan bahwa hasil kompetisi itu sebagai "langkah besar ke depan", seperti dilaporkan kantor berita AFP.