Virus Corona: AS Evakuasi Warganya dari Kapal Pesiar Diamond Princess
- bbc
Sebagian warga negara Amerika Serikat (AS) yang dikarantina di dalam kapal pesiar Diamond Princess telah dievakuasi dan meninggalkan Jepang.
Mereka menggunakan dua pesawat yang disewa pemerintah AS dan bertolak dari Bandara Haneda di Tokyo menuju AS pada Senin (17/02) dini hari, menurut laporan kantor berita Kyodo.
Terdapat sekitar 400 warga AS di dalam kapal tersebut. Mereka tidak diizinkan keluar dari kapal sejak 3 Februari lalu karena ada yang terpapar virus corona.
Setidaknya terdapat 40 warga AS yang terinfeksi virus corona atau SARS-CoV-2 tersebut dan akan menjalani perawatan di Jepang.
Warga negara Amerika dievakuasi menggunakan bus dari kapal Diamond Princess menuju Bandara Haneda, Minggu (16/02). - Reuters
Kapal pesiar Diamond Princess telah dikarantina di pelabuhan Yokohama, Jepang, bersama dengan 3.700 penumpang dan awak kapal.
Kapal itu ditahan setelah seorang penumpang pria yang turun dari Hong Kong ditemukan terpapar virus yang telah menewaskan ribuan orang tersebut.
Pihak otoritas Jepang pada Minggu (16/02) lalu mengatakan jumlah orang terpapar di dalam kapal telah meningkat tajam dari 70 menjadi 355 orang, dan menjadi kasus paparan virus corona terbesar yang terjadi di luar China.
Warga AS yang terinfeksi virus corona akan menerima perawatan medis di China, kata Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular, Dr Anthony Fauci, dalam acara Face the Nation di CBS News.
Belum jelas berapa jumlah warga AS yang dievakuasi ke dalam dua pesawat tersebut dan dibawa ke pangkalan Angkatan Udara AS.
"Jika orang dalam pesawat itu menunjukan gejala-gejala, mereka akan dipisahkan di dalam pesawat," kata Dr Fauci.
Mereka yang memasuki wilayah AS akan menjalani karantina selama 14 hari, di luar waktu yang mereka habiskan di dalam kapal Diamond Princess.
"Dan alasannya karena tingkat penularan di kapal pesiar itu pada dasarnya sama dengan di daerah pusat penyebaran," kata Dr Fauci.
Terdapat juga beberapa warga AS yang menolak dievakuasi. Mereka memilih untuk menunggu hingga waktu karantina kapal berakhir pada 19 Februari mendatang.
Seorang penumpang, Matt Smith, yang bekerja sebagai pengacara mengatakan ia tidak ingin melakukan perjalanan menggunakan bus ke pesawat bersama dengan orang-orang yang mungkin telah terinfeksi.
Terdapat juga penerbangan evakuasi lainnya untuk memulangkan warga Israel, Hong Kong, dan Kanada.
Warga Amerika berangkat meninggalkan Jepang dari Bandara Haneda di Tokyo. - AFP
Jepang bagikan 2.000 telepon kepada penumpang kapal
Sementara itu, sebagai upaya bantuan, pemerintah Jepang telah memberikan 2.000 telepon genggam iPhone kepada para penumpang di kapal- satu telepon untuk setiap kabin.
Di dalam ponsel pintar tersebut terdapat sebuah aplikasi, yang diciptakan oleh Kementerian Kesehatan Jepang, yang bisa digunakan para penumpang di dalam kapal untuk berkomunikasi dengan para dokter, apoteker, dan konselor kesehatan mental.
Ponsel yang terdaftar di luar Jepang tidak dapat mengakses aplikasi tersebut.
Apa yang terjadi di China?
Berdasarkan data resmi China, pada 16 Februari 2020 terdapat 100 orang meninggal karena virus corona di Provinsi Hubei, China, pusat virus corona berasal. Jumlah tersebut menurun dari 139 orang yang meninggal pada Sabtu (15/02) lalu.
Ada 2.048 kasus baru yang muncul di seluruh negeri China pada Senin (17/02)—1.933 kasus di antaranya berasal dari Hubei.
Total, terdapat 70.500 orang yang telah terinfeksi virus corona di seluruh China.
Di Hubei saja, jumlah resmi kasus corona telah mencapat 58.182 kasus dengan korban meninggal hingga 1.692 jiwa.
Sebagian besar kasus dan kematian baru akibat corona dilaporkan terjadi di Wuhan, kota terbesar di Provinsi Hubei.
Pihak berwenang terus melakukan pengetatan dengan membatasi pergerakan manusia di Hubei guna melawan wabah corona.
Orang-orang di provinsi berpenduduk 60 juta itu telah diperintahkan untuk tinggal di rumah, meskipun mereka diizinkan untuk pergi jika keadaan darurat terjadi.
Namun satu orang dari tiap keluarga diizinkan untuk meninggalkan tempat tinggal mereka setiap tiga hari untuk membeli makanan dan barang-barang kebutuhan penting lain.
Semua bisnis akan tetap tutup, kecuali apotek, hotel, toko makanan, dan layanan kesehatan.
Kemudian pemerintah akan melarang penggunaan mobil pribadi, kecuali kendaraan yang digunakan untuk pengiriman barang-barang kebutuhan penting.
Sementara itu, pihak berwenang di Ibu Kota China, Beijing, telah memerintahkan semua orang yang masuk ke dalam kota untuk menjalani karantina selama 14 hari terlebih dahulu, dan jika tidak patuh mereka akan mendapatkan hukuman.
Terdapat 3.400 penumpang di dalam kapal pesiar Diamond Princess. - EPA
Bank sentral China juga akan mensterilkan dan menyimpan uang kertas bekas sebelum melakukan sirkulasi ulang sebagai upaya menyetop penyebaran virus corona.
Jumlah kasus baru yang terpapar virus corona melonjak di awal pekan lalu setelah terjadi perubahan metode dalam menghitung, namun secara total jumlahnya telah menurun. Secara total, lebih dari 68.500 orang telah terinfeksi di Tiongkok, sejauh ini.
Juru Bicara Komisi Kesehatan Nasional China, Mi Feng, mengatakan penurunan angka kasus tersebut menunjukan bahwa China berhasil mengendalikan wabah tersebut.
"Efek dari pencegahan dan pengendalian epidemi corona di beberapa tempat di China sudah dapat dilihat,"
Proporsi pasien yang terinfeksi corona yang masuk dalam kategori "serius" telah menurun secara nasional dari 15% penjadi 7%, menurut Dewan Negara China.
Sementara itu, Taiwan melaporkan seorang pengemudi taksi berusia 61 tahun meninggal akibat virus corona.
Menteri Kesehatan, Chen Shih-chung, mengatakan sopir tersebut tidak melakukan perjalanan ke luar negeri baru-baru ini, namun menderita diabetes dan hepatitis B.
Menteri Chen mengatakan banyak penumpang sopir tersebut datang dari China.
Di luar China, ada lebih dari 500 kasus di hampir 30 negara. Empat orang tewas di luar China, yaitu di Prancis, Hong Kong, Filipina dan Jepang.
Lalu, sebuah pesawat yang membawa 175 orang Nepal yang dievakuasi dan sebagian besar dari mereka adalah pelajar, telah tiba di Kathmandu dari Wuhan.
Virus corona yang membunuh ribuan orang ini adalah jenis baru yang menyebabkan penyakit pernapasan akut, dan diberi nama Covid-19.