Bersahaja, Jokowi Pidato dalam Bahasa Indonesia di Parlemen Australia

Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pidato di depan sidang gabungan DPR dan Senat Australia di gedung parlemen di Canberra, Senin (10/2/2020).
Sumber :
  • abc

Pidato Presiden Joko Widodo di depan sidang gabungan Parlemen Australia, Senin (10/2/2020), berjalan lancar dan disampaikan dalam Bahasa Indonesia. Perdana Menteri Scott Morrison bahkan mengutip pepatah, "Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing".

Jokowi tiba di ruang sidang sekitar Pukul 11:35, molor beberapa menit dari jadwal 11:30 waktu setempat. Ia kemudian menempati kursi di sebelah kiri Ketua DPR Tony Smith yang bertindak memimpin rapat.

PM Morrison yang diberi kesempatan terlebih dahulu untuk berpidato, menyambut Presiden Jokowi dengan ucapan dalam Bahasa Indonesia, "Selamat datang".

"Presiden Widodo, Anda bersama kami di sini di rumah demokrasi kami sebagai pemimpin dari negara tetangga terpenting dan sebagai sahabat tercinta," ujarnya.

"Tak lama setelah saya jadi Perdana Menteri, dalam kunjungan perdana ke luar negeri, saya mendatangi sekolah dengan murid-murid yang antusias," ujar PM Morrison.

Ia pun, katanya, memutuskan untuk bercerita ke mereka sebagaimana yang biasa dilakukan politisi Australia kalau berkunjung ke sekolah.


PM Scott Morrison menceritakan pengalamannya berkunjung ke salah satu sekolah di Indonesia saat menyambut Presiden Jokowi di Parlemen Australia, Senin (10/2/2020).

"Saya ceritakan tentang seseorang yang akan saya temui hari itu," katanya.

"Seorang pria yang berasal dari keluarga biasa, yang bekerja keras untuk kuliah dan belajar kehutanan, kemudian memulai usaha dan melakukan sesuatu yang orang lain pikir tidak akan bisa ia lakukan," jelas PM Morrison.

"Kalian tahu siapa orang itu?" tanyanya kepada murid-murid sekolah tersebut. "Mereka tidak tahu".

Akhirnya, PM Morrison pun menunjuk ke foto yang terpampang di dinding kelas. "Itu foto Anda Pak Presiden. Kisah Anda yang saya ceritakan ke mereka," katanya.

Sepanjang pidato PM Morrison dan kemudian pidato Pemimpin Oposisi Anthony Albanese, ekspresi wajah Presiden Jokowi umumnya diwarnai senyuman.

Termasuk ketika PM Morrison menceritakan sejumlah inisiatif yang dilakukan orang Indonesia untuk turut membantu para korban kebakaran hutan di Australia.

"Terlepas dari kesulitan yang dialaminya, warga Indonesia tak melupakan warga Australia, mereka mengulurkan tangan," ujarnya.

"Di Bali.. puluhan kegiatan pengumpulan dana dilakukan. Selama dua hari, 1250 pengemudi taksi grup Bluebird mengumpulkan donasi untuk setiap trip," katanya.

"Di Makassar, sekelompok alumni Australia mengumpulkan dana untuk Palang Merah. Mereka bilang, kami merasa harus melakukan sesuatu," kata PM Morrison.

"Pekan lalu, seorang anak usia 6 tahun di Surabaya mengumpulkan dana di sekolahnya karena ingin menolong koala-koala kami," ujarnya.

Selain itu, PM Morrison juga menyebut kegiatan bazaar yang digelar komunitas Indonesia yang hasilnya didonasikan untuk korban kebakaran hutan. "Ada bakso, tahu isi, dan bakwan," katanya.

External Link: @Bowenchris Selamat Datang di Rumah Parlamen Pak Presiden ? @jokowi

Ia menambahkan, persahabatan Australia-Indonesia telah berlangsung sejak lama dan hari ini telah membangun kepercayaan yang memungkinkan kerjasama dalam mengatasi setiap permasalahan yang kadang muncul.

"Seperti kata pepatah Indonesia, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing," ujar PM Morrison dalam bahasa Indonesia yang lancar.

Meski ia tidak fasih berbahasa Indonesia, namun setidaknya ada empat anggota Parlemen Australia yang lancar berbahasa Indonesia.

Hal itu disampaikan Pemimpin Oposisi Anthony Albanese dalam pidatonya. Mereka adalah Senator Penny Wong, anggota DPR Chris Bowen, Stephen Jones serta Luke Gosling.

Albanese menceritakan, belum lama ini dia berkunjung ke kota kecil Mogo di pedalaman New South Wales, dan menemukan satu toko yang menjual barang-barang seni dan kerajinan dari Indonesia.

"Namanya toko Indo Direct. Menjual barang seni, furnitur dan produk lainnya yang didatangkan dari negara Anda," katanya.

"Di kota dengan populasi hanya 300 orang. Menunjukkan secara praktis mengapa meningkatkan perdagangan itu baik bagi perekonomian kedua negara, bagi rakyat kita masing-masing," ujar Albanese.

Rakyat Indonesia Tak Akan Pernah Lupa Jasa Australia

Sementara itu dalam pidatonya Presiden Jokowi menyebutkan kehadiran satu pleton Zeni dari TNI serta personil dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang kini berada di New South Wales.

"Satu tujuan mereka bekerja bahu membahu dengan rakyat Australia untuk menangani kebakaran hutan di Australia. Dan di saat yang sama Tim Indonesia dan Australia juga sedang membahas penjajagan kerja sama untuk modifikasi cuaca," ujar Presiden Jokowi.

Dalam perbicaraannya dengan PM Morrison pada 23 Desember 2019, katanya, ia menyampaikan pesan bahwa Indonesia akan selalu bersama Australia di masa sulit.

"Saat Ayahanda PM Morrison meninggal dunia, saya dan rakyat Indonesia ikut merasakan duka PM Morrison dan keluarga," ujarnya.

Australia, lanjut Presiden Jokowi, selalu berada di samping Indonesia saat Indonesia terkena musibah.

"Rakyat Indonesia tidak akan pernah lupa, saat kami tertimpa tsunami tahun 2004 di Aceh dan Nias. Sembilan tentara Australia telah gugur membantu sahabatnya yang tengah berduka di Aceh dan Nias. Mereka adalah patriot, mereka adalah sahabat Indonesia, mereka adalah Pahlawan Kemanusiaan," ujarnya.


Para Senator dan anggota DPR Australia memadati ruang sidang utama DPR untuk mendengarkan pidato Presiden Jokowi, Senin (10/2/2020).

ABC News: Ian Cutmore

 

Dikatakan, Indonesia saat ini memasuki bonus demografi, jumlah anak muda usia 16-30 tahun sebanyak 63 juta atau 24 persen dari total populasi.

Menurut Presiden Jokowi, kebanyakan mereka berwawasan global ingin berkolaborasi untuk berinovasi. Indonesia sekarang memiliki satu decacorn dan empat unicorn yang dimotori oleh anak-anak muda.

Dalam kesempatan ini, ia mengusulkan beberapa agenda prioritas menyongsong satu abad kemitraan kedua negara, 30 tahun ke depan.

Pertama, memperjuangkan nilai demokrasi, hak asasi manusia, toleransi, dan kemajemukan.

"Stop intoleransi, stop xenophobia, stop radikalisme, dan stop terorisme. Terus kikis politik identitas di negara kita dan di berbagai belahan dunia. Baik itu atas dasar agama, etnisitas, identitas askriptif lainnya," ujarnya.

Kedua, memperkuat prinsip ekonomi terbuka, bebas dan adil. "Itu mengapa saya menyambut baik kesepakatan Indonesia - Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA)," kata Presiden Jokowi.

Ketiga, Indonesia dan Australia harus menjadi jangkar (anchor) mitra pembangunan di Kawasan Pasifik.

Dan keempat, menjaga pelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan, reboisasi hutan dan daerah hulu sungai, mencegah kebakaran hutan dan lahan, komitmen untuk menurunkan emisi karbon, serta pengembangan energi terbarukan.

Simak berita-berita menarik lainnya dari ABC Indonesia.