Arab Saudi Kucurkan Rp1,4 Triliun untuk Bisnis Petani dan Nelayan
- VIVAnews/Arrijal Rachman
VIVA – Arab Saudi menggelontorkan dana sebesar Rp1,4 triliun untuk membiayai pengembangan usaha para petani dan nelayan di Indonesia di luar produksi pertaniannya. Pembiayaan itu dilakukan melalui PT Indonesia Mecca Tower, dan dikelola bersama PT Bayarind Artha Internusa.
Realisasi pembiayaan tersebut dikukuhkan dalam penandatanganan nota kesepahaman antara kedua perusahaan tersebut, dan langsung disaksikan oleh Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa di kantornya, Senin, 10 Februari 2020.
Dalam sambutannya, Suharso menjelaskan, dana tersebut diarahkan oleh pemerintah untuk membiayai proyek prioritas strategis penguatan jaminan usaha, serta 350 korporasi petani dan nelayan yang juga masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020- 2024.
"Sehingga dapat memproduksi langkah-langkah strategis dalam membangun korporasi petani tentang penumbuhan, dan pengembangan koperasi petani, penyusutan nilai output korporasi petani, serta efisiensi pasar korporasi petani di beberapa lokasi. Salah satunya di Kalimantan Selatan yang akan menjadi penyangga ibu kota negara mendatang," katanya.
Proyek prioritas Strategis itu adalah proyek digitalisasi rantai pasok pangan berbasis e-Wallet syariah. e-Wallet Syariah merupakan sistem pembayaran secara elektronik dengan menggunakan aplikasi digital yang akan memudahkan para petani, dan nelayan untuk bisa membeli kebutuhan sehari-hari, dan keperluan produksi, tanpa harus menunggu pendapatan dari hasil panen dan tangkap.
Melalui pembiayaan itu, lanjut dia, lima fokus utama pengembangan proyek itu adalah dengan penerapan praktik agrikultur yang baik, penguatan kelembagaan petani, investasi, pembiayaan, asuransi pertanian dan perikanan, kemitraan koperasi, dan umkm dengan dunia usaha pertanian, dan perikanan serta fasilitas pemasaran.
"Agar petani dan nelayan keluar dari jebakan kemiskinan, karena itu harus diangkat aktivitasnya menuju masa pasca-off farm, sehingga menjadi peluang bagi mereka masuk ke nilai tambah. Dengan demikian petani nelayan memperoleh skema pembiayaan, dan mendapat pendampingan untuk usaha off farm," tuturnya.
Proyek prioritas ini dikatakannya, diarahkan untuk menjawab beberapa masalah hulu dan hilir di sektor tersebut. Sehingga memberi manfaat dalam lima tahun ke depan dengan meningkatnya pendapatan petani rata-rata lima persen per tahun, dan nelayan 10 persen per tahun. Kemudian meningkatnya produktivitas komoditas enam persen per tahun.
"PT Indonesia Mecca Tower dengan PT Bayarind Artha Internusa tentang kerja sama digitalisasi harga pasok pangan dengan berbasis dompet elektronik syariah, mendukung proyek pemerintah strategis, penguatan jaminan usaha 350 korporasi petani dan nelayan," katanya.