Beratnya Jadi Polisi di Irak, dari Lerai Cekcok Hingga Bantu Cuti

Mayor Aziz Nasser menjadi figur populer di media sosial di Irak. - BBC
Sumber :
  • bbc

Sesudah mengalami perang dan kekerasan berkepanjangan akibat invasi negara lain, sulit membayangkan Irak bisa menjadi negara yang aman untuk membesarkan anak.

Lembaga-lembaga publik di sana hancur disebabkan pengabaian, korupsi dan inkompetensi.

Situasi ekonomi juga buruk sementara para pemimpin politik tak punya wibawa.

Kekacauan terjadi dengan banyaknya protes terhadap korupsi dan kesulitan ekonomi. Protes ini dihadapi dengan kekerasan oleh polisi hingga ratusan orang tewas.

Di tengah situasi seperti itu, seorang polisi di kota Baghdad menjadi tumpuan harapan. Namanya Mayor Aziz Nasser.

10 . 000 permohonan bantuan

Mayor Aziz mengaku dirinya adalah seorang patriot dan gila kerja.

Ia salah seorang polisi jenis baru di Irak: penampilan modern, akrab dengan media dan bertekad mengabdi kepada rakyat.

Sebagai kepala Departemen Hubungan Masyarakat di kepolisian, ia kerap tampil di media sosial, terkadang menerima 10.000 permintaan tolong dalam sehari.

Misi pribadinya adalah memperbaiki reputasi buruk kepolisian Baghdad dengan menyapa masyarakat luas serta mengisi kekosongan akibat ketiadaan layanan umum.


Mayor Aziz sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan. - BBC

Banyak yang harus ia lakukan untuk itu.

Semasa pemerintahan Saddam Hussein, kepolisian Baghdad mengabdi pada rezim dengan taat, mereka jadi simbol bagi korupsi dan inkompetensi.

Pada masa perlawanan anti-Amerika Serikat, kepolisian sering dituduh penakut, dan mundur ke markas setiap kali ada ancaman serta mengandalkan pasukan kavaleri Amerika untuk menyelamatkan mereka.

Ini menghancurkan reputasi mereka.

Mayor Aziz cukup paham masalah itu dan ia optimistis.

Ia berniat memperbaikinya dengan kerja keras dan kekuatan kepribadian.

Kerja kerasnya diakui oleh kepala kepolisian yang memberinya tugas berkeliling ke tempat di mana ia dibutuhkan.

 

Anak terlantar

 

Mengikuti Mayor Aziz bertugas adalah perjalanan menuju kehidupan Baghdad yang kelam.

Ia dapat panggilan adanya upaya bunuh diri seorang ibu dengan empat anak. Di sini Mayor Aziz harus bernegosiasi dengan keluarganya sebelum melepaskan si ibu dari tahanan.

Upaya bunuh diri dipercaya menghancurkan kehormatan kepada keluarga perempuan.

Beberapa jam kemudian ia merawat lima orang anak terlantar di dekat mesjid. Yang termuda umurnya di bawah lima tahun.

Bibi anak-anak itu meninggalkan mereka sesudah berjanji akan membelikan mereka permen apabila mereka mau tenang.

Mayor Aziz, yang anaknya punya masalah dalam belajar, menangis melihat anak-anak itu dan menyatakan akan mengadopsi mereka seandainya mereka gagal berkumpul lagi dengan keluarga.


Menghibur seorang ibu yang berduka. - BBC

Anak-anak yang ditelantarkan merupakan masalah yang terus tumbuh.

Banyak keluarga yang tak mampu lagi memberi makan. Kematian dan cedera yang dialami oleh para pencari nafkah utama di satu keluarga telah memperburuk keadaan.

Mayor Aziz melanjutkan pekerjaannya. Ia diminta untuk menginterogasi pembunuh yang terancam hukuman mati.

Orang itu membunuh sepupunya dalam sebuah pernikahan di Jerman, kemudian kabur sebelum akhirnya tertangkap. Menurutnya, si pengantin perempuan telah mencederai harga dirinya karena menolak pinangannya.

Kini keluarga korban mengancam menjalankan hukum adat dengan balas dendam kematian.

Negosiasi antar dua keluarga sudah gagal.

 

Jalan pintas

 

Mayor Aziz kerja tanpa henti.

Satu kecelakaan kecil di jalan menyebabkan kemacetan parah. Kedua pengemudi tak mau saling mengaku salah.

Mayor Aziz tiba di lokasi dan coba mencari jalan pintas menyelesaikan masalah. Ia menawarkan ganti rugi dengan memakai uang pribadinya.

Cara ini berhasil. Menerima uang dalam keadaan begini bisa dianggap hina, maka kedua pengemudi akhirnya mengalah dan menghentikan pertikaian.

Lalu lintas kembali lancar.


Mayor Aziz memakai uangnya sendiri untuk mengganti kerusakan mobil yang tabrakan di jalan di Baghdad. - BBC

Setiap minggu, selama dua jam Mayor Aziz menerima tamu di rumahnya bagi warga yang butuh pertolongan.

Seorang perempuan buta meminta bantuan. Ia buta sesudah lima dari enam anaknya tewas dalam kekerasan di Baghdad. Empat dari lima anak yang tewas itu anggota kepolisian.

Anaknya yang masih hidup juga seorang anggota polisi, tapi gajinya tak cukup menghidupi anggota keluarga yang seluruhnya berjumlah 37 orang, terdiri dari janda dan anak-anak.

Ia meminta agar anaknya ini diberi tambahan cuti agar bisa kerja sampingan untuk memberi nafkah keluarga.

Kepada si ibu Mayor Aziz berjanji akan membantu.

Seminggu kemudian ia menemui si ibu sambil membawa kabar bahwa cuti anaknya disetujui.

 

Harga popularitas

 

Dedikasi Mayor Aziz ini mendatangkan popularitas dan banyak di kepolisian yang tak suka kepadanya.

September tahun lalu ia dipecat. Ia menangis lantaran terkejut mendengar kabar ini. Namun seorang sekutunya campur tangan dan akhirnya ia diangkat kembali.


Mayor Aziz menyatakan ia menerima ratusan pesan daring setiap harinya. - BBC

Pertempuran dalam birokrasi ini adalah satu peristiwa kecil dalam perjuangan lebih besar untuk bertahan hidup yang merupakan kenyataan harian di Baghdad.

Namun ini sebuah tanda kekerasan dan kebangkrutan sosial yang melanda seluruh kota Baghdad.