Siapa Saja yang Paling Rentan Terkena Virus Corona

- AFP
Sumber :
  • bbc

Sebagian besar pasien yang terjangkit virus Corona adalah golongan usia lanjut dan laki-laki di China, ujar satu lembaga penelitian kesehatan.

Rata-rata usia pasien yang terjangkit virus Corona adalah antara 49 hingga 56 tahun, menurut data yang dirilis .

Laki-laki juga dilaporkan lebih banyak menjadi pasien dibandingkan perempuan, seperti diungkapkan (CDC).

Dalam satu studi yang menganalisis 425 pasien dengan pneumonia dan dikonfirmasi terinfeksi virus corona baru, sebanyak 57?ri mereka adalah laki-laki.

Sekitar sepertiga hingga setengah dari pasien dilaporkan memiliki penyakit penyerta, termasuk diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular.

Sementara itu, data yang sama menunjukkan kasus anak-anak terbilang jarang.


Tidak mengherankan saat ini masker laris terjual di China dan negara-negara tetangga dalam beberapa hari setelah wabah tersebut menjadi sorotan media. - Getty Images

Mengapa kasus lansia lebih banyak?

Ahli mikrobiologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra, mengatakan lansia lebih mungkin terjangkit virus Corona karena sistem tubuh mereka mengalami penurunan.

"Ditambah dengan adanya riwayat penyakit bawaan, seperti diabetes dan penyakit jantung," ujar Sugiyono.

"Sedangkan pada anak, sistem imunnya masih berkembang dan dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat melawan virus itu," jelasnya.


- BBC

Penyakit penyerta dapat membuat sistem imun seseorang menjadi kurang baik, ujar Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio.

Hal itu, kata Amin, menyebabkan mereka mudah menderita komplikasi penyakit.

"Jadi sebetulnya, penyebab kematian bukan virusnya itu sendiri, tapi multiple organ failure (kegagalan beberapa organ tubuh) yang terjadi setelah itu," ujar Amin.

Namun, Amin mengatakan penyakit ini tidak menyerang seseorang berdasarkan usia, namun kekebalan individu.

"Kalau masih muda tapi kekebalan buruk, bisa jadi masalah juga," katanya.


Di sejumlah gedung, tusuk gigi dan tisu disediakan di beberapa lift, agar warga menggunakannya demi meminimalkan kontaminasi virus corona. - TikTok

 

Mengapa lebih banyak pasien laki-laki?

 

Sebelumnya, pada kasus wabah akibat virus Corona lainnya yakni SARS di tahun 2003, pasien laki-laki lebih banyak meninggal dibandingkan pasien perempuan.

Data dari Maret hingga 22 September 2003, kasus kematian laki-laki mencapai 21,9% sementara perempuan 13,2%, menurut data .

Begitu pula dengan penyakit yang disebabkan virus Corona lainnya, MERS sebagaimana disebut dalam

Dari 425 kasus yang dianalisis, kasus MERS pada laki-laki mencapai 62%, sementara perempuan sebanyak 38%.


- BBC

Tingkat kematian pasien laki-laki juga lebih tinggi (52%) dibandingkan perempuan (23%).

Dalam kasus akibat virus Corona baru, pasien laki-laki juga lebih banyak.

Ahli Mikrobiologi dari LIPI, Sugiyono Saputra, mengatakan itu mungkin terjadi karena imunitas bawaan laki-laki.

"Kemungkinan karena reseptor virus tersebut lebih banyak di laki-laki. Kalau reseptornya nggak cocok kan virus enggak akan menempel," ujarnya.

Faktor-faktor eksternal, seperti kebiasaan merokok, juga bisa menentukan, ujarnya.

Sementara, dalam kasus SARS, peneliti menyimpulkan

"Kami berspekulasi itu bisa terkait dengan definisi kasus penyakit SARS yang tidak seragam, pengobatan yang berbeda, riwayat merokok di masa lalu, faktor lingkungan kerja, atau faktor kekebalan spesifik gender, misalnya," ujar para peneliti itu.

 

Apa lebih mematikan dari SARS, MERS, flu burung?

 

Wartawan kesehatan dan sains BBC, James Gallagher, menyebut masih terlalu dini untuk menyimpulkan angka kematian akibat penyakit ini,

Angka ini didapat dengan membandingkan angka kematian dengan angka orang yang terjangkit virus Corona baru.


Masker wajah merupakan suatu keharusan di tengah penyebaran virus corona. - Getty Images

Virus corona baru telah mengakibatkan setidaknya 636 orang meninggal dunia dan menjangkiti lebih dari 31.000 orang di China, menurut angka terbaru dari Komisi Kesehatan Nasional.

Menurut data , pada tahun 2002-2003, sebanyak 8.096 orang terjangkit virus SARS, menyebabkan 774 orang meninggal (rasio kematian: 10%).

Sementara, data yang sama menyebutkan rasio kematian MERS mencapai 35%.

Sementara, angka kematian akibat flu burung sangat tinggi, .

Di Indonesia sendiri, penyakit lain seperti tubercolosis memiliki angka kematian yang tinggi, yakni , dengan 845.000 kasus.

"Di luar sana sebetulnya cukup banyak ancaman lain, tidak hanya Coronavirus baru. Tapi itu tidak berarti kita bisa mengabaikan virus Corona ini," ujar Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio.


Muncul tuduhan pemerintah China menyembunyikan skala wabah virus corona. - Getty Images

 

Apa yang terjadi jika orang sehat terpapar virus Corona baru?

 

Kementerian Kesehatan Indonesia dan sejumlah peneliti menyarankan masyarakat menjaga daya tahan tubuh untuk mengurangi risiko terinfeksi virus Corona.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menjelaskan, jika seseorang memiliki daya tahan tubuh kuat, virus belum tentu akan bereplikasi dalam tubuh mereka.

"Orang yang tertular, belum tentu sakit. Orang yang sakit belum tentu sakit berat. Orang yang terinfeksi berat, belum tentu meninggal," ujarnya.

"Sebagian orang yang tertular tidak sampai sakit kalau dia punya kekebalan. Dia juga tidak jadi sumber penularan berikutnya," kata Amin.

Virus itu, kata Amin, juga mungkin dieliminasi tubuh dan tidak masuk ke jaringan tubuh seseorang.

"Kita harapkan ada kekebalan kelompok," katanya.