Tak Ungkit Pemakzulan, Pidato Kenegaraan Trump Banggakan Ekonomi AS
- dw
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memanfaatkan momen pidato kenegaraan pada Selasa (04/02) malam waktu setempat, untuk menyoroti tentang rekam jejak dan menunjukkan integritasnya di tengah proses pengajuan pemakzulan dan pengawasan ketat terhadapnya.
‘‘Tidak seperti banyak orang sebelum saya, saya menetapi janji saya,‘‘ ujar Trump.
Namun dalam agenda yang berlangsung selama satu jam 18 menit itu, Trump sama sekali tidak menyinggung tentang proses pemakzulan dirinya yang tengah berjalan.
Trump tampak menolak untuk berjabat tangan dengan Ketua DPR AS yang juga politisi ternama kubu Partai Demokrat, Nancy Pelosi. Sementara di akhir sesi pidato, Pelosi terlihat merobek salinan pidato Trump.
Trump banggakan kepemimpinannya yang membawa perubahan
Trump menyoroti langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintahannya untuk meningkatkan ekonomi negaranya dan kedudukan AS di mata global, serta mengutip angka pengangguran yang rendah.
Dia juga bangga dengan nilai kesepakatan perdagangan dengan Meksiko dan Kanada (USMCA), serta terbentuknya kesepakatan dagang tahap satu dengan Cina yang menghentikan perang dagang antara kedua negara berpengaruh tersebut.
Terkait masalah migrasi, Trump menyebutkan bahwa upaya mengamankan perbatasan selatan AS dengan membangun tembok panjang adalah langkah yang belum pernah dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya.
Sementara mengenai kebijakan luar negeri, Trump menegaskan bahwa pemerintahannya berusaha mengakhiri perang Amerika di Timur Tengah.
"Musuh Amerika sedang dalam pelarian, kekayaan Amerika sedang meningkat dan masa depan Amerika sangat cerah," sebut Trump dalam pidatonya.
Para anggota kongres yang menanggapi pidato Trump kebanyakan dari pendukung partainya.
Pidato kenegaraan Trump digelar bertepatan dengan pemilihan umum nasional menjelang pemilihan presiden pada November 2020, di mana Trump akan kembali maju sebagai calon presiden.
Pemimpin oposisi Venezuela turut hadir
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido hadir sebagai tamu internasional dalam agenda Pidato Kenegaraan Trump. Pemerintahan Trump telah mengakui Presiden Majelis Nasional Venezuela ini sebagai presiden sementara negara Amerika Selatan ini.
Trump disebut mengundang Guaido sebagai bentuk dukungan untuk mengeluarkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro dari kekuasaan, menurut wartawan CNN dan NBC.
"Maduro adalah pemimpin yang tidak sah dan tiraninya di Venezuela akan dihancurkan," ujar Trump.
Trump kemudian menyebut bahwa Guaido lah pemimpin yang sah bagi rakyat Venezuela. Pernyataannya lantas disambut tepuk tangan meriah dari kubu Partai Republik dan Demokrat.
Politisi wanita Partai Demokrat berbaju putih
Sementara itu, politisi wanita dari kubu Partai Demokrat hadir dengan mengenakan pakaian serba putih untuk merayakan 100 tahun perempuan mendapatkan hak pilih.
Beberapa juga memakai pin hijau Amandemen Persamaan Hak, menjelang pemungutan suara.
Sementara itu, anggota parlemen Demokrat lainnya mengenakan pin merah, putih, dan biru untuk menyoroti masalah lingkungan.
pkp/rap (Reuters, AFP, AP)