Puluhan Koala Mati di Hutan Produksi, 'Australia Harusnya Malu'
- bbc
Puluhan koala ditemukan mati atau terluka di kawasan hutan produksi di negara bagian Victoria, Australia. Peristiwa ini memicu pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Pohon gum biru - habitat penting koala - dipanen dari perkebunan pada bulan Desember, dengan hanya beberapa batang pohon yang tersisa.
Beberapa koala mati kelaparan di atas pohon-pohon bekas tebang. Sedangkan yang lain mati akibat tergilas buldoser.
Sekitar 80 ekor koala yang masih hidup telah dipindahkan dan menerima perawatan medis.
Kematian itu terjadi setelah kebakaran hutan dahsyat menghancurkan habitat koala di Australia. Beruang berkantung ini dikategorikan sebagai binatang "yang nyaris punah " oleh Kementerian Lingkungan Hidup Australia.
"Australia seharusnya malu"
Setelah perkebunan itu ditebang pada bulan Desember, laporan tentang ratusan koala yang kelaparan bermunculan, kata kelompok pegiat lingkungan Friends of the Earth Australia.
"Orang-orang tampaknya menyaksikan koala-koala mati yang mati dibuldoser menjadi tumpukan," katanya.
Departemen Lingkungan, Tanah, Air dan Perencanaan mengatakan siap untuk melayangkan tuntutan atas insiden tersebut.
Warga setempat Helen Oakley, adalah orang pertama yang mengungkapnya pada Rabu (29/1), ia mengunggah video ke Facebook, mengatakan melihat koala-koala mati di kawasan tersebut.
"Ada banyak koala yang mati di sana," katanya. "Induk-induk koala serta bayinya ikut mati. Australia seharusnya malu akan hal ini. Kita perlu bantuan."
Kelompok perlindungan hewan, Animals Australia, mengatakan telah mengirim tim ke kawasan itu untuk "menyelamatkan sebanyak mungkin hewan marsupial ini".
Mereka menambahkan: "Kami masih mengumpulkan rincian tentang apa yang telah terjadi dalam kasus ini, tetapi akan muncul bahwa ada berbagai pelanggaran undang-undang, termasuk Undang-Undang Pencegahan Kekejaman terhadap Hewan, yang akan kami dukung pihak berwenang untuk menindaklanjuti."
Andrew Pritchard dari Departemen Lingkungan Hidup menyatakan 25 koala terpaksa disuntik mati. Ia mengatakan kepada ABC News bahwa koala yang masih hidup akan "direhabilitasi pada tahap selanjutnya".
Penyelidikan tengah berlangsung
Belum diketahui jelas perusahaan atau industri yang melibas pohon-pohon itu. Menurut industri penebangan, pohon-pohon gum biru dipanen pada bulan November dan kontraktor mengikuti semua protokol yang ada untuk melindungi hewan liar.
Namun, kelompok pegiat lingkungan Animals Australia mengatakan tengah menyelidiki beberapa pelanggaran undang-undang.
"Secara hukum, perusahaan-perusahaan yang memiliki perkebunan ini harus menyediakan "tempat" di atas pohon untuk koala-koala sebelum penebangan dimulai, sehingga hewan tersebut bisa dipindahkan dengan aman. Selain itu ada tanggung jawab hukum untuk memastikan kesejahteraan koala setelah penebangan selesai, "katanya.
The Australian Forest Products Association atau Asosiasi Produk Hutan Australia, menyebut sisa-sisa pohon yang ditebang telah dibersihkan setelah kontraktor-kontraktor itu pergi. Mereka berjanji untuk menyelidiki insiden tersebut.
Kepala Eksekutif Ross Hampton mengatakan kepada harian The Age : "Tidak jelas siapa yang melibas pohon dengan koala yang tampaknya masih ada di dalamnya, tetapi sangat yakin bahwa ini bukan perkebunan atau perusahaan kehutanan."
"Kami mendukung semua orang yang menyerukan kekuatan penuh hukum diterapkan pada pelaku."
Insiden itu terjadi setelah sejumlah koala mati dalam kebakaran hutan baru-baru ini di negara tersebut.