Harga Rokok Naik Dongkrak Inflasi Januari 2020, Ini Penjelasannya

Rak rokok di minimarket
Sumber :
  • VIVAnews/Arrijal Rachman

VIVA – Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan inflasi pada Januari 2020, sebesar 0,39 persen. Secara bulanan, capaian ini meningkat dari inflasi Desember 2019, yang hanya sebesar 0,34 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, inflasi tersebut diakibatkan kenaikan harga di kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,62 persen, yang turut berkontribusi ke inflasi nasional sebesar 0,41 persen.

Secara lebih rinci, dia menjelaskan kenaikan harga cabai dan rokok adalah penyebabnya. 

"Penyebab inflasi, karena kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, ikan segar, minyak goreng, beras, dan rokok," kata Suhariyanto di kantor BPS, Jakarta, Senin 3 Februari 2020.

Harga rokok, diketahui naik bervariasi sejak awal tahun diakibatkan kenaikan cukai rokok yang naik rata-rata sebesar 23 persen.

Berdasarkan penelusuran VIVAnews sebelumnya, harga jual eceran rokok naik bervariasi mulai dari 16 persen hingga 38 persen

Kenaikan harga mencapai 38 persen pun terjadi pada rokok merek Marlboro yang naik, dari Rp23.000 menjadi Rp31.800 per bungkus. Sedangkan merek Sampoerna naik dari Rp21.000 menjadi Rp24.500 per bungkus.

Setelah kelompok makanan hingga tembakau, BPS menyebut posisi kedua penyebab inflasi ditempati oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang mencapai sebesar 0,46 persen. Kemudian, kelompok kesehatan yang mengalami inflasi sebesar 0,42 persen, juga turut berkontribusi sebesar 0,01 persen terhadap inflasi nasional.

"Komoditas yang memberikan andil besar adalah kenaikan harga emas atau perhiasan," imbuh Suhariyanto.

Tarif Tiket Pesawat Sebabkan Deflasi

Sementara itu, BPS juga mencatat bahwa penurunan tarif tiket pesawat di sejumlah daerah, ternyata berhasil membuat kelompok transportasi mengalami deflasi mencapai sebesar 0,89 persen. Hal itu, membuat kelompok ini memberikan andil sebesar 0,11 persen.

"Penurunan harga tiket di 58 kota terjadi akibat berakhirnya masa liburan, disusul dengan penurunan harga bensin," ujarnya.

Diketahui, dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), terdapat 79 kota yang mengalami inflasi dan 11 kota lainnya yang justru mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh, sebesar 1,44 persen, dengan IHK sebesar 106,20. Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Gorontalo, yakni sebesar 0,03 persen, dengan IHK sebesar 103,61.

Di sisi lain, deflasi tertinggi terjadi di Baubau, sebesar 1,39 persen, dengan IHK sebesar 102,09. Sementara itu, deflasi terendah terjadi di Kudus sebesar 0,01 persen, dengan IHK sebesar 103,37. (asp)