6 Warga China dan 2 WNI Ditahan Coba-coba Masuk Perairan Australia
- abc
Enam warga China yang mencoba masuk perairan Australia lewat Indonesia telah ditahan oleh pihak kepolisian. Mereka terdampar di perairan Papela, Kecamatan Rote Timur, Nusa Tenggara Timur, hari Selasa (28/01).
Pihak kepolisian juga telah menahan dua warga Indonesia yang diyakini sebagai bagian dari awak perahu yang hendak membawa mereka ke Australia.
Keenam warga China asal provinsi Jiangsu diketahui tiba di Bali ,1 Januari lalu.
Menurut kepolisian Indonesia, Fan Shenghong, Cui Hennggo, Hang Yongsheng, Wang Sisen, Han Baolin dan Chu Kaishan meninggalkan Bali ke Timor Leste, sebelum kembali ke Indonesia beberapa hari kemudian.
Kemudian mereka ke Kupang, di mana mereka mendapatkan perahu dengan dua awak kapal Indonesia yang diketahui dibayar hampir Rp10 juta per orang, seperti dikatakan Kapolres Rote Ndao AKBP Bambang Hari Wibowo.
Setelah itu, mereka berlayar ke Australia dengan perahu yang kemudian dicegah masuk oleh petugas Operasi Perbatasan Kedaulatan, sesaat setelah sampai di kawasan perairan Australia.
"Di perairan Australia, mereka dicegah oleh kapal miliki petugas perbatasan dan dipulangkan segera, setelah kami temukan mereka berasal dari China," kata Bambang kepada ABC.
"Petugas perbatasan khawatir akan ancaman virus Corona," ujarnya.
Koleksi pribadi
Petugas perbatasan Australia telah dimintai penjelasan cara pencegatan yang dilakukan, tetapi sebagai bagian dari kerahasiaan, tekniknya tidak mungkin dipublikasikan.
Tapi bisa diketahui, apa yang dilakukan Australia sesuai dengan kebijakan "boat turn-backs", dimana kapal yang dicegat telah diisi bahan bakar yang cukup untuk dapat kembali dengan aman ke perairan Indonesia, tapi tidak akan cukup untuk perjalanan lebih jauh, seperti ke Pulau Christmas misalnya.
Sesampainya di Pulau Rote, polisi dan pihak otoritas Indonesia menangani keenam warga China dengan hati-hati, karena dikhawatirkan terjangkit virus Corona.
Bahkan beberapa petugas menggunakan masker untuk melindungi dari jenis penularan apa pun.
"Saat kami mengidentifikasi mereka warga asal China, kita kemudian mengontak otoritas kesehatan untuk meyakinkan mereka tak memiliki sindrom terjangkit virus Corona," katanya.
"Sejauh ini mereka tak memiliki gejalanya."
Mereka kini akan menghadapi proses penyelidikan dan interogasi di Kupang, untuk mengetahui pasti apa alasan mereka berlayar ke Australia serta apakah ada sindikat penyelundupan manusia yang membantu.
Kepolisian Rote mengatakan pencegatan ini menjadi yang pertama kalinya terjadi di perairan mereka dalam tiga tahun terakhir, meski upaya yang sama pernah dilakukan oleh beberapa warga China lainnya.
Pertengahan Januari 2018 lalu, tujuh warga negara China ditemukan di di sebuah kapal di perairan Kupang.
Pemerintah Australia menyatakan Operasi Perbatasan Kedaulatan terus dilakukan untuk mencegah kedatangan lewat perairan yang ilegal.
Simak berita perkembangan virus corona di ABC Indonesia.