Tiga Investasi untuk Milenial Ini Bakal Populer

Ilustrasi investasi
Sumber :
  • www.pixabay.com/nattanan23

VIVA – Indonesia dinilai belum dapat berharap banyak dari proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Beberapa lembaga seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5,1-5,2 persen atau di bawah target APBN 2020 sebesar 5,3 persen.

Kondisi masih dipengaruhi kondisi perekonomian global yang diperkirakan masih melambat dengan masih adanya tensi antara Amerika Serikat-China. Selain itu, berbagai problem terkait Brexit belum kunjung selesai.

Namun, kegiatan perekonomian Indonesia ke depan yang lebih stabil pascaterbentuknya kabinet pemerintahan 2019-2024 seharusnya mendorong iklim investasi lebih positif.

Grant Thornton Indonesia merangkum tiga investasi yang tahun ini diperkirakan semakin populer, termasuk di kalangan milenial. Perubahan gaya hidup dan tuntutan lingkungan sering kali mengharuskan adanya penghasilan tambahan.

Selain itu, banyaknya arus informasi terkait investasi cukup membuka mata milenial untuk mulai berinvestasi.

Johanna Gani, managing partner Grant Thornton Indonesia mengatakan, "Banyak faktor yang memengaruhi milenial untuk mulai berinvestasi, pertimbangan paling utama biasanya adalah modal yang tidak besar serta kemudahan akses melalui platform yang mereka pakai sehari-hari".

Investasi pada awal 2020 yang menurut Grant Thornton cukup tepat untuk milenial adalah:

1. Peer to Peer Lending

P2P Lending menjadi pilihan investasi yang sangat diminati oleh masyarakat, termasuk milenial. Jika dibandingkan dengan deposito berjangka atau reksa dana, tingkat pengembaliannya bisa mencapai dua kali lipat atau lebih.

Selain itu, jika terjadi default, risikonya akan lebih rendah dengan pengembalian dalam kurun waktu sebulan. Selain bahwa P2P Lending memiliki diversifikasi yang bagus, tidak ada pula komitmen jangka panjang.

Gencarnya penyelenggara P2P Lending untuk mengedukasi pasar dengan menjual kemudahan seperti mudah diakses di mana pun, baik via mobile apps maupun website akan semakin menarik bagi milenial.

2. Equity Crowdfunding

Dengan meroketnya popularitas fintech saat ini, investasi crowdfunding telah menjadi alternatif untuk menghimpun dana tanpa perlu penawaran umum saham perdana (IPO). Meskipun terlihat sama dengan konsep investasi yang sudah ada, hal tersebut hanya dilakukan terhadap emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sementara itu, yang butuh pendanaan bukan hanya perusahaan yang sudah IPO. Equity Crowdfunding menjadi solusi bagi milenial untuk membantu milenial lainnya ataupun UMKM yang sedang merintis usaha kecil dan ritel yang cukup lekat dengan industri kreatif untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi agar tumbuh lebih cepat.

3. Emas

Beberapa orang berpikir emas adalah investasi yang konvensional, namun investasi ini cukup menunjukkan kenaikan signifikan, dan diprediksi meningkat terus pada 2020. Sama halnya dengan P2P Lending, nilai emas juga tidak mudah naik-turun dan tahan terhadap fluktuasi inflasi, serta minim risiko. 

Selain itu, kini dengan hadirnya layanan menyicil maupun menabung emas mulai dari 1 gram di beberapa e-commerce yang menjadi digital touchpoint sehari-hari kaum milenial semakin memudahkan melatih investasi sejak dini. 

Melalui teknologi, milenial pun dapat memantau harga emas di pasaran saat ini melalui mobile apps. Peredaran emas pun sudah sangat mudah sekali dijangkau.

"Milenial perlu berpegang pada prinsip bahwa tidak ada yang instan dalam berinvestasi, memahami betul investasi apa yang paling cocok dengan karakter mereka, selalu mempelajari risiko dan mengecek legalitas perusahaan yang akan menjadi tempat mereka berinvestasi adalah tips kami untuk meminimalisir risiko yang tidak diinginkan di kemudian hari," tutur Johanna.