Demi 2 Juta Barel Sehari di 2026, Proyek Kilang Minyak Dikebut
- VIVAnews/Nur Faishal
VIVA – Pertamina (Persero) mengebut pengerjaan proyek kilang minyak untuk mewujudkan target produksi dua juta barel per hari di 2026 mendatang. Percepatan dilakukan setelah terbitnya Surat Keputusan Menteri BUMN RI bernomor: 284/MBU/11/2019.
Surat keputusan itu berisi penunjukan PT Barata Indonesia (Persero) menjadi anggota tim percepatan pembangunan kilang minyak milik Pertamina. Kick off percepatan pembangunan kilang minyak digelar saat workshop Heavy Machining Center milik PT Barata Indonesia (Persero) di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Senin, 20 Januari 2020.
Kick off tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen bersama dari semua pihak terkait untuk pekerjaan percepatan pembangunan kilang minyak Pertamina. Rencananya, ada sekitar lima kilang minyak serta dua kilang gas, yang pengerjaannya diprediksi selesai pada 2027.
Ditunjuknya Barata Indonesia sebagai anggota tim percepatan pembangunan kilang minyak, karena Barata dinilai memiliki pengalaman yang panjang di bidang industri manufaktur, termasuk industri migas. Produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan juga telah mampu diekspor ke beberapa negara di luar negeri.
Hal itu dibuktikan dengan nilai ekspor perusahaan yang naik tiap tahunnya. Pada tahun 2019, Barata Indonesia membukukan nilai ekspor sebesar 31 juta US$. Nilai itu meningkat signifikan jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada 2018 yang mencapai 16 juta US$.
"Industri manufaktur memang harus didorong untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas dalam mendukung pembangunan strategis, seperti kilang, dan industri berat lainnya sehingga dapat menciptakan efek multiplier dalam pertumbuhan ekonomi nasional," kata Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero), Fajar Harry Sampurno.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengungkapkan, program TKDN jasa ataupun barang akan ditingkatkan secara bertahap, dari 35 persen menjadi 40 persen, bahkan hingga 50 persen. "Kita lihat project itu 60 sampai 70 persen di pengadaan dan equipment," tandasnya.
Karena itulah, Nicke berharap Barata dan BUMN lainnya yang terlibat dalam proyek percepatan harus fokus di situ. Ia berharap tim percepatan pembangunan dapat merampungkan proyek strategis nasional prioritas tersebut pada 2026, dalam rangka pencapaian produksi dua juta barel per hari.
Selain Barata Indonesia, tugas percepatan proyek kilang minyak juga mengikutsertakan beberapa Badan Usaha Milik Negara lainnya, di antaranya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Rekayasa Industri, serta PT Tuban Petrochemical Industries. (ase)