Indonesia Genjot Ekspor Komoditas Unggulan ke China
- KBRI Beijing
VIVA – Diplomasi ekonomi Indonesia selama 2019 di Republik Rakyat China (Tiongkok) berhasil meningkatkan nilai inbound investasi sebesar 81,3% dan nilai perdagangan kedua negara. Ini sekaligus memperkecil defisit perdagangan Indonesia dengan Tiongkok.
Demikian ungkap Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia, Djauhari Oratmangun, saat menyampaikan upaya capaian diplomasi ekonomi yang dilakukan Indonesia di Negeri Tembok Besar itu. “Indonesia berhasil mendorong peningkatan ekspor sejumlah komoditas unggulan yang menjadi prioritas perdagangan luar negeri Indonesia saat ini seperti sawit, buah-buahan, kopi, perikanan, rumput laut, sarang burung walet, batu bara, dan lain-lain,” kata Dubes Djauhari dalam keterangannya kepada VIVAnews hari ini.
Menurut dia, diplomasi ekonomi RI terus dilakukan - yang terfokus pada penguatan kerja sama ekonomi yakni peningkatan perdagangan bilateral antara Indonesia dan China, serta mendorong investasi dan promosi pariwisata Indonesia di Tiongkok yang merupakan salah satu sumber wisatawan asing terbesar saat ini.
Dubes Djauhari pun mengungkapkan, sesuai data Pabeanan Tiongkok, Indonesia menempati urutan ke-15 negara pengekspor terbesar ke Tiongkok. Untuk periode Januari – November 2019, total nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai USD USD 31.42 miliar.
“Sementara total impor Indonesia dari Tiongkok dalam periode Januari – November 2019 yang telah mencapai USD 40,99 miliar dibandingkan dengan nilai total ekspor Indonesia ke Tiongkok dalam periode yang sama sebesar USD 31.42, maka Indonesia mengalami defisit sebesar USD 9.6 miliar,” lanjut Dubes Djauhari.
Terkait investasi, sesuai data BKPM hingga Kuartal III (akhir September) tahun 2019, sebanyak 1.888 total proyek investasi dari Tiongkok direalisasikan di Indonesia dengan nilai mencapai USD 3,31 milyar atau naik 81,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya (jumlah proyek 1.059 dengan nilai USD 1,83 milyar). Nilai hingga Kuartal III bahkan sudah melebihi capaian realisasi investasi tahun 2018 yang mencapai USD 2,41 milyar. Selain itu, terdapat 23 perjanjian kerja sama dalam pengembangan 4 Koridor Ekonomi.
Menurut Djauhari, KBRI Beijing telah memfasilitasi pengenalan teknologi seperti 5G, artificial intelligence, blockchain, Internet of Things, dan lain-lain dengan raksasa teknologi seperti Alibaba, Huawei, dan sebagainya. Pembukaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Beijing diharapkan dapat memberi masukan dalam upaya pengembangan ekonomi dan keuangan Tiongkok, khususnya yang berdampak bagi Indonesia.
“Promosi pariwisata tahun 2019 difokuskan pada pengenalan “Lima Destinasi Wisata Super prioritas”. Kondisi ekonomi global dinilai berpengaruh pada industry pariwisata. Khusus Tiongkok, wisatawan yang datang ke Indonesia sebesar 1.817.130,” ungkap mantan Dubes RI untuk Rusia itu.