Rudal Baru AS Bisa Jangkau Sasaran di Seluruh Dunia Kurang dari 1 Jam
- U-Report
VIVA – Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat belum lama ini mendengungkan senjata barunya, rudal dengan hulu ledak berkekuatan besar yang jangkauannya bisa ke penjuru dunia dengan kecepatan bak rudal nuklir.
Rudal yang bisa bergerak super cepat dengan hulu ledak aktif bisa ditembakkan dari kapal perang AS dengan tujuan menghancurkan tanpa harus menempatkan kru atau militer di lokasi sasaran.
Dicukil dari Sputniknews, Angkatan Laut AS siap mempersenjatai kapal perang destroyer USS Zumwalt dengan rudal baru ini. Disebutkan bahwa senjata rudal baru ini akan lengkap bisa digunakan pada 2021.
Rudal tersebut dilaporkan Fox News bisa menjangkau sasaran di manapun di dunia ini dalam jangka waktu bisa kurang dari dan paling lama satu jam saja. Hal tersebut dijelaskan oleh komandan program Zumwalt-class destroyer Kapten Kevin Smith.
"Senjata ini akan menjadi contoh ideal bagi program Conventional Prompt Strike," kata Smith.
Conventional Prompt Strike (CPS) merupakan program senjata yang sudah diinisiasi AS sejak masa Presiden George W Bush yang tujuannya adalah mengkombinasikan rudal balistik yang punya kecepatan super dengan hulu ledak konvensional yang juga punya daya ledak akbar. Dengan kombinasi itu maka rudal bisa meluncur dengan sangat cepat, jangkauan makin jauh dan daya hancurnya pula dahsyat.
Jangkauan dan kecepatannya disebut bisa menyamai senjata nuklir yang bisa menghancurkan berbagai sasaran di muka bumi dalam beberapa menit.
Namun Smith mengatakan bahwa mempersenjatai kapal Zumwalt belum menjadi program utama dan resmi dan masih dianggap sebagai program masa depan yang baru sedikit tahapannya dilakukan.
Sementara Pentagon disebut diminta untuk menaikkan anggaran CPS yang sempat dihentikan dan dikaji ulang beberapa tahun terakhir. Anggarannya pada 2018 yakni US$201 juta dan tahun 2019 US$278 juta sebagaimana dicatat Congressional Research Service (CRS) tahun 2019 dalam laporannya yang berjudul “Conventional Prompt Global Strike and Long Range Ballistic Missiles”.
Keberadaan senjata ini dibantah sebagai alternatif senjata nuklir meski diakui akan bisa mengangkat kembali kemampuan militer AS secara signifikan.