Dibiarkan BI, Rupiah Makin Perkasa Terhadap Dolar AS

Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus mengalami penguatan. Di pasar spot, pada perdagangan Selasa, 14 Januari 2020, rupiah menyentuh level Rp13.655 per dolar AS, menguat 0,10 persen di banding penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp13.668.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor Bank Indonesia, hari ini rupiah diperdagangkan rata-rata di posisi Rp13.654, mengalami penguatan 0,39 persen dibanding rata-rata perdagangan kemarin di posisi Rp13.708 per dolar AS.

Pergerakan tersebut tidak terlepas dari semakin optimisnya pelaku pasar keuangan terhadap stabilitas eksternal. Misalnya, Presiden Donald Trump mengatakan bea masuk 15 persen terhadap produk impor asal China senilai US$120 miliar akan dipangkas menjadi 7,5 persen sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu.

"Sementara dari pihak China, Trump menyebut bahwa China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal mencapai US$50 miliar," kata Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim, seperti dikutip dari analisisnya, Selasa, 14 Januari 2020.

Di sisi lain, lanjut Ibrahim, dampak berakhirnya geopolitik di timur tengah yang disebabkan tewasnya Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, mengakibatkan harga minyak mentah dunia kembali melemah, bahkan menyentuh level terendahnya di US$59.00 per barel.

"Kita harus tahu, bahwa saat ini Indonesia merupakan negara net importir minyak di kawasan Asia Tenggara sehingga akan memberi tekanan terhadap mata uang garuda. Saat harga minyak turun, biaya impor komoditas ini akan ikut turun sehingga neraca perdagangan akan semakin terjaga dan ini akan berdampak positif buat mata uang rupiah," tegasnya.

Bank Indonesia sebelumnya juga telah menyatakan penguatan nilai tukar rupiah terjadi sejak awal 2020, karena memang sesuai dengan mekanisme pasar, tanpa adanya intervensi dari otoritas moneter. Nilai tukar rupiah itu juga dianggap masih bergerak sesuai dengan fundamentalnya.

"Ditambah lagi kalau kondisi eksternal, ditambah lagi tentunya cadangan devisa yang menguat, ini faktor yang membuat rupiah cukup confident, kami pun cukup confident terhadap perkembangan rupiah. Kita punya perhitungan, tentunya sepanjang ini sesuai nilai fundamental kita tetap membiarkan rupiah ini menguat," tegas Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo.