Enam Fakta Sulitnya Iran Berperang Melawan Amerika Serikat
- Press TV
VIVA – Pekan ini diberitakan bahwa Iran telah menyerang sejumlah pangkalan militer milik Amerika Serikat di Irak. Hal tersebut dilakukan untuk membalas langkah AS yang telah membunuh komandan militer tertinggi Jenderal Qassem Soleimani.
Atas sejumlah peristiwa tersebut, sejumlah investor di dunia mempertanyakan situasi tersebut apakah akan mengarah dalam kondisi perang dunia. Bahkan, Iran dikatakan bakal habis-habisan menghadapi AS untuk melakukan pembalasan.
Dilansir dari CNBC, pada Kamis 9 Januari 2020, sejumlah pengamat Geopolitik yang mengamati kasus Iran-AS menyatakan bahwa perang yang diperkirakan tersebut tak akan dilakukan. Sebab, baik Iran dan AS tak mampu melakukan itu.
Terlebih, dari sejumlah peristiwa yang terjadi diketahui ekonomi dari Negara Republik Islam Iran tersebut sedang dalam pelemahan akibat dari sanksi ekonomi yang diberikan selama bertahun-tahun terjadi.
Berikut data yang dirangkum terkait ekonomi Iran yang diambil dari berbagai sumber:
1. Ekonomi dalam resesi
Sanksi internasional yang mengekang Iran atas program nuklir selama bertahun-tahun telah melumpuhkan ekonomi negara itu. Di mana pada 2015 sempat dibuka sanksi tersebut, namun diberlakukan kembali pada 2018 oleh Presiden Trump.
2. Sektor minyak menurun
Menurut Bank Dunia, Iran diperkirakan memiliki cadangan minyak mentah terbesar keempat di dunia. Sebagian besar pertumbuhan ekonomi Iran dan pendapatan negara bergantung pada penjualan minyak mentah.
Namun, pembatasan penjualan minyak Iran yang merupakan sanksi ekonomi dari AS menjadi salah satu alasan utama mengapa para pengamat memperkirakan produksi dan ekspor minyak mentah Iran menurun.
3. Perdagangan menyusut
Penurunan ekspor minyak Iran dan pembatasan internasional pada sektor-sektor lain seperti perbankan, pertambangan, dan maritim telah menyebabkan seluruh perdagangan negara itu menyusut. IMF memperkirakan ekspor negara itu bisa jatuh di bawah impornya pada 2019 dan 2020.
4. Meningkatnya biaya hidup
Bank Sentral Iran telah mempertahankan nilai tukar stabil dari 42.000 real Iran per dolar AS. Tetapi mata uang ini jauh lebih lemah dari itu di pasar, melemah menjadi 140.000 real per dolar bulan ini.
5. Tingkat pengangguran tinggi
Salah satu implikasi utama dari ekonomi yang stagnan atau menurun adalah meningkatnya tingkat pengangguran, yang telah terlihat di Iran. Kurangnya kesempatan kerja dapat memperburuk kemiskinan di Iran, kata Bank Dunia.
6. Pelebaran defisit fiskal
Dari semua fakta di atas tentu Iran bakal kesulitan terhadap keuangan negaranya. Sehingga, Iran sulit mengangkat ekonominya. Dan dengan fakta kendala fiskal itu tentu membatasi kemampuan Iran untuk mendanai perang.