Iran Bombardir Pangkalan AS, Rupiah Diproyeksi Bakal Terkoreksi

Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada perdagangan Rabu 8 Januari 2020. Siang ini, di pasar spot, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp13.928 per dolar AS, melemah 0,38 persen dari penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp13.875 per dolar AS. 

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor Bank Indonesia, rupiah rata-rata diperdagangkan di kisaran Rp13.934 per dolar AS, melemah 0,10 persen dibanding rata-rata perdagangan kemarin, Selasa, 7 Januari 2020 di kisaran Rp13.919 per dolar AS. 

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pergerakan rupiah hari ini tidak terlepas dari sentimen pelaku pasar terhadap semakin memanasnya konflik yang terjadi antara Iran dan AS. Iran diketahui hari ini meluncurkan aksi balasan atas terbunuhnya Jenderal Qasem Sulaimani yang telah dibunuh AS.

"Ini yang kita lihat bahwa sedikit memanas tetapi Amerika Serikat sendiri masih melihat, artinya berapa kerugian yang diderita, belum melakukan serangan balik," kata dia saat dihubungi hari ini.

Di sisi lain, lanjut dia, indeks Purchasing Managers Index di AS mengalami penguatan di sektor jasa yang tumbuh pada Desember 2019 tercatat di level 55 dari 53,9 pada November 2019. Padahal ekspektasi pasar hanya memperkirakan di kisaran 54,5.

"Artinya ini cukup bagus bagi perekonomian AS walaupun kita tahu saat ini ekonomi global terus melambat tetapi di sisi lain ekonomi AS membaik dari bulan bulan sebelumnya pun cukup bagus," tegas dia. 

Sementara itu, dari sisi domestik, dikatakannya, rilis defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yang mengalami pelebaran defisit ke posisi 2,2 persen dari target 1,82 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) juga menekan sentimen pelaku pasar keuangan.

"Tetapi di sisi lain pun juga ekonomi Indonesia cukup bagus apalagi di awal 2020 pemerintah terus melakukan konsolidasi guna mengantisipasi gejolak akibat ketegangan di Timur Tengah antara AS dan Iran," tegas dia.

Karena itu, dia memperkirakan hingga penutupan perdagangan nantinya, rupiah kemungkinan besar jika seandainya mengalami pelemahan pun akan di kisaran Rp13.945 per dolar AS. Namun, jika menguat akan berada di kisaran Rp13.910 per dolar AS.

"Di sisi lain BI dari mulai kemarin terus melakukan intervensi di dalam pasar valas, DNDF. Kita tahu perdagangan tersebut terus digulirkan tujuannya untuk menstabilkan mata uang rupiah. Kalau seandainya sampai penutupan pasar nanti sore rupiah masih melemah berarti pemerintah dan BI sudah kerja keras melakukan intervensi terhadap pasar," ungkapnya.