Iran-AS Memanas, Menlu Minta Kedua Pihak Menahan Diri
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Hubungan Iran-Amerika Serikat memanas setelah pembunuhan komandan Militer Iran, Qasem Soleiman. Jenderal paling berpengaruh di Iran itu tewas dalam serangan udara militer AS di bandara Baghdad, Irak pada Jumat 3 Januari 2020.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengatakan, pihaknya akan bertemu dengan Duta Besar kedua negara pada hari ini. Indonesia meminta agar kedua belah pihak untuk bisa menahan diri.
Retno mengatakan, dia seharusnya dijadwalkan bertemu pada pukul 15.00 WIB dengan Duta Besar Iran. Dia mengaku buru-buru harus meninggalkan Istana untuk segera bertemu Dubes Iran.
"Saya pukul 15.00 WIB akan melakukan pertemuan dengan Dubes Iran, dan secara terpisah dengan Dubes Amerika," kata Retno usai menghadiri sidang kabinet di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 6 Januari 2020.
Dia mengatakan, ingin menyampaikan pesan agar kedua belah pihak bisa sama-sama menahan diri. Ini menjadi sikap pemerintah terhadap potensi eskalasi di kedua negara.
"Menyampaikan pesan, harapan Indonesia agar masing-masing pihak menahan diri sehingga tidak terjadi ekskalasi di Timur Tengah," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, memanasnya hubungan Iran-AS tentunya juga akan memberi dampak buruk bagi ekonomi Indonesia. Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan, dampak jangka panjangnya bisa terjadi di pasar keuangan berupa volatilitas yang semakin tidak menentu.
"Di pasar keuangan dampaknya adalah volatilitas yang membahayakan ekonomi dalam jangka panjang. Investor makin takut berinvestasi ke pasar negara berkembang," kata Bhima kepada VIVAnews, Senin 6 Januari 2020.
Dampak dari ketegangan ini dalam jangka panjang menurutnya juga akan terlihat dari harga BBM dan listrik yang berisiko naik, daya beli merosot, rupiah melemah, investor menyimpan di aset aman, dan kinerja ekspor maupun investasi makin berat.