Produk Tembakau Alternatif Dinilai Bisa Genjot Kesejahteraan Petani

Panen tembakau petani Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Anis Efizudin

VIVA – Pengembangan produk tembakau alternatif dinilai bisa meningkatkan kesejahteraan para petani tembakau di masa depan. Produk ini adalah salah stu turunan dari industri tembakau yang dinilai lebih sehat ketimbang rokok. 

Tim Penulis Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Idris Mas’ud mengungkapkan, pihaknya telah melakukan riset tentang tembakau alternatif. Hasilnya, produk hasil pengembangan inovasi dan teknologi tersebut karena memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok.

“Lakpesdam sudah melakukan riset terkait produk tembakau alternatif. Bagi Lakpesdam dan NU posisinya jelas, tidak mengharamkan produk dari industri tembakau. Intinya, teknologi terus berkembang, salah satunya adalah inovasi produk tembakau,” ujar Idris dikutip dari keterangannya, Kamis 2 Januari 2020. 

Dia menjelaskan, inovasi ini pun ke depannya dapat mendukung kerberlangsungan penghidupan petani tembakau di masa mendatang, utamanya dari kalangan nahdliyin. Sebab ada produk alternatif lain yang lebih sehat selain rokok, yang bisa menyerap produksi petani tembakau. 

Karena itu dia menyambut baik, langkah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang  menyatakan akan menampung masukan para pemangku kepentingan sebelum berkomentar lebih jauh soal bahaya rokok elektrik untuk kesehatan. 

“Pemerintah harus melindungi petani tembakau lokal melalui kebijakan-kebijakan yang mengatur persoalan ini. Jangan langsung melarang atau bahkan sampai menghancurkan petani lokal, terutama kalangan nahdliyin. Lakpesdam siap mengawal regulasi terkait ini,”  tambahnya.

Lebih lanjut menurutnya, Lakpesdam PBNU melalui buku 'Fikih Tembakau - Kebijakan Produk Tembakau Alternatif di Indonesia' memaparkan bahwa inovasi teknologi diperbolehkan. Bahkan dianjurkan sebagai upaya memberikan manfaat (kemaslahatan) yang lebih besar bagi umat manusia. Kemaslahatan yang dimaksud antara lain adalah upaya menurunkan risiko kesehatan melalui penggunaan produk tembakau alternatif. 

Idris menyarankan, Pemerintah khususnya Menkes Terawan perlu mendorong adanya kajian ilmiah komprehensif terhadap produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan. Sebab, kajian ilmiah di Indonesia mengenai hal ini masih minim. 

“Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya belum menanggapi serius terhadap produk tembakau alternatif. Hal ini terbukti dengan masih minimnya kajian-kajian ilmiah dan pusat-pusat penelitian,” ujarnya.