BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan 2019 terhadap PDB 2,7 Persen
- VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia, Endy Dwi Tjahjono memprediksi, defisit transaksi berjalan 2019 terhadap Produk Domestik Bruto akan turun menjadi 2,7 persen secara.
Dia memastikan, posisi itu lebih rendah dibanding tahun 2018 lalu, yang mencapai sebesar 2,93 persen.
"Kami melihat bahwa current account deficit (CAD) di 2019 ini akan lebih baik, yakni di 2,7 persen PDB," kata Endy di Labuan Bajo, NTT, Senin 9 Desember 2019.
Endy menjelaskan, hal itu dipengaruhi oleh catatan mengenai adanya surplus neraca perdagangan di bulan Oktober 2019, yang mencapai sebesar US$161,3 juta.
Terkait dengan pertumbuhan ekonomi di 2019 ini, Endy menjelaskan bahwa prediksinya akan mencapai sebesar 5,1 persen secara year-on-year.
"Konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang, sementara investasi juga masih terus tumbuh. Sehingga diprediksi akan turut mendorong perbaikan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2019 ini," ujar Endy.
Dia menilai, hal ini merupakan siklus yang didorong oleh sejumlah aspek, misalnya seperti perbaikan ekspor, peningkatan fiskal, serta dorongan positif perekonomian melalui perayaan hari raya Natal dan tahun baru.
"Kami juga memprediksi bahwa inflasi 2019 akan mencapai 3,1 persen year-on-year, dan pertumbuhan kredit mencapai 8 persen year-on-year atau menurun dibanding 2018 yang sebesar 12,1 persen year-on-year," kata Endy.
"Sementara pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan akan mencapai sebesar delapan persen," ujarnya.