Foto Masturbasi Pria Picu Kemarahan, Perempuan Tunisia Bergerak
- bbc
Foto-foto seorang pria yang diduga melakukan masturbasi di dalam mobil di luar sekolah menengah atas di Tunisia telah mendorong banyak perempuan mengungkapkan kisah mereka tentang kekerasan seksual dan pelecehan yang mereka alami.
Pengalaman-pengalaman mereka diabadikan dengan tagar #EnaZeda, yang berarti tagar "MeToo" dalam bahasa Arab Tunisia.
Sosok yang tertera dalam foto-foto itu adalah seorang anggota parlemen yang baru dipilih, Zouheir Makhlouf.
Ia menolak tuduhan itu dengan mengatakan ia berusaha membuang air kecil ke dalam botol karena ia menderita diabetes.
Dengan mengenakan kaus bergambar tagar #EnaZeda, sejumlah perempuan berkumpul di depan parlemen awal bulan November bersamaan dengan pelantikan anggota parlemen. Mereka meminta kasus itu diselidiki.
Secara teknis anggota wakil rakyat mendapat kekebalan parlemen, walaupun seorang hakim masih menyelidiki kasus tersebut.
Foto-foto itu diambil pada bulan Oktober oleh seorang siswi yang menuduh Zouheir Makhlouf melecehkannya.
`Paedofil dan pernikahan sedarah marak`
Kemarahan seputar kasus itu mendorong LSM setempat, Aswaat Nisaa yang berarti "Suara Perempuan", meluncurkan grup tertutup di Facebook dengan nama #EnaZeda.
Itu menjadi tempat aman bagi para korban untuk berbagi pengalaman.
"Paedofil dan pernikahan sedarah lebih marak dari yang ingin kita akui," kata moderator group di Facebook itu, Rania Said.
"Banyak, banyak keluarga menyembunyikan ini, dan banyak keluarga bahkan tidak tahu bagaimana cara mengatasi masalah ini."
Grup itu sekarang mempunyai lebih dari 25.000 anggota. Sementara ribuan lainnya masih menunggu persetujuan.
Muncul begitu banyak testimoni yang merinci tuduhan pemerkosaan, pemerkosaan pernikahan dan pelecehan.
Tuduhan-tuduhan diarahkan kepada mereka yang berdinas di militer, kepolisian, universitas, sekolah, media dan juga kalangan keluarga sendiri.
Tidak hanya perempuan yang mengeluarkan tuduhan - beberapa laki-laki juga mengunggah kisah mereka.
Tingkat partisipasi anggota membuat Aswaat Nisaa terkejut, khususnya tentang pelecehan anak yang diabaikan oleh keluarga.
"Khususnya pada awalnya, ada begitu banyak cerita tentang paman, abang, tetangga, penjaga toko di lingkungan perumahan,` ungkap Said.
`Ibu saya tidak membantu`
Aswaat Nisaa menghubungkan saya dengan seorang perempuan berusia 36 tahun yang mengaku dilecehkan oleh suami dari tantenya ketika berusia 14 tahun.
Ia tinggal bersama tante dan keluarganya itu pada suatu musim panas setelah ayahnya memukulinya.
"Semuanya dimulai dengan ciuman pada mulut saya, ia kemudian memegang payudara saya," ungkapnya.
"Saya tidak paham apa yang ia lakukan karena saya tidak pernah memikirkan seks, belum memandang tubuh saya dari sudut pandang seks, karena tidak seorang pun membicarakan hal itu dengan saya."
Hal-hal seperti itu berlangsung selama beberapa minggu kapan pun suami tante itu mendapatinya sendirian, sampai suatu malam ia masuk ke kamar perempuan tersebut.
"Ia menindih tubuh saya, ia berusaha memperkosa, tetapi saya berteriak. Jadi ia takut karena tante saya -istrinya - tidur di kamar lain," tuturnya.
Ia pun menceritakan kejadian itu kepada beberapa anggota keluarganya tetapi mereka menampik insiden itu dengan mengatakan langkah pamannya itu merupakan bentuk kasih sayangnya. Mereka juga tidak memberikan dukungan kepada perempuan itu.
"Ibu saya mengatakan saya mengalami hal-hal seperti itu, saya tidak berpikir kejadian itu terlalu buruk.`"
Ia sendiri mengatakan tidak berani melaporkan peristiwa itu kepada pihak berwenang.
"Jika saya menuduhnya, sekali pun saya benar karena saya akan merusak seluruh jaringan keluarga, saya tidak mau melakukannya."