Kabar Jonan dan Susi Pimpin BUMN, Begini Pesan Jokowi ke Erick Thohir
- VIVAnews/Agus Rahmat
VIVA – Di tengah pergantian pimpinan sejumlah BUMN yang dilakukan saat ini, muncul dua nama yang bakal memimpin beberapa perusahaan pelat merah itu. Seperti beberapa nama yang merupakan mantan menteri Kabinet Indonesia Kerja, yaitu Rudiantara yang disebut akan memimpin PLN, Ignatius Jonan hingga Susi Pujiastuti.
Secara teknis siapa yang menjabat, Kepala Negara tidak ingin terlalu jauh ke hal teknis. Ia menyerahkan ke Menteri BUMN Erick Thohir. Yang ia minta ke bawahannya tersebut, adalah melakukan perbaikan di manajemen BUMN yang ada saat ini.
"Yang jelas saya ingin tata kelola BUMN di perbaiki. Baik melalui perombakan-perombakan total maupun perbaikan manajemen yang ada," kata Presiden Jokowi, saat berdiskusi dengan wartawan, di Istana Merdeka, Senin 2 Desember 2019.
Dia tidak ingin, ratusan BUMN yang ada tidak produktif. Setiap aset yang dimiliki perusahaan negara tersebut, harus produktif. Jokowi ingin, seluruh BUMN bisa dimanfaatkan perannya, tidak hanya menjadi perusahaan pelat merah semata.
"Jangan sampai ada aset-aset yang tidak produktif sehingga mengurangi produktivitas yang ada di manajemen BUMN," katanya.
Diberitakan sebelumnya, setelah mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi menjadi Komisaris Utama Pertamina, kini dikabarkan sejumlah nama mantan Menteri Kabinet Kerja bakal menjadi pejabat BUMN.
Kementerian BUMN pun telah memastikan bahwa jabatan tinggi di sejumlah BUMN bakal diisi oleh beberapa menteri dan wakil menteri pemerintahan Presiden Joko Widodo periode pertama. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga tak membantah sejumlah nama mantan menteri akan masuk bursa petinggi BUMN.
Nama mantan menteri yang beredar itu, yakni mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. Selain itu, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Kendati demikian, Arya juga tak membenarkan bahwa nama-nama itu akan diangkat menjadi direktur utama atau komisaris utama BUMN. Namun, dia menyatakan bahwa memang banyak nama menteri dan wakil menteri yang akan bergabung ke BUMN.
"Nanti lihat saja, tetapi kan sesuai janji kami bahwa bisa saja banyak, ada mantan menteri, wamen. Kita lagi cari mantan menteri, mantan wamen yang cocok jadi BUMN kita," kata dia di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 25 November 2019.