Ibu Kota Baru Bukan Sekadar Proyek Besar dan Banyak Peluang Bisnis

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa.
Sumber :
  • VIVAnews/ Agus Rahmat

VIVA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menegaskan, pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan tidak bisa dianggap sebagai proyek besar dan memberikan banyak peluang bisnis baru.

Menurutnya, jika ada anggapan itu, pembangunan yang dilakukan akan disepelekan orang banyak. Lalu tidak dibangun dengan semangat nasionalisme yang kuat.

"Orang kadang-kadang melihatnya ini proyek besar dan banyak peluang, saya kira bukan begitu. Jadi ini bukan proyek besar mengundang kesempatan bisnis luar biasa, itu tidak. Itu ikutannya iya," tegas dia di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat, 29 November 2019.

Karena itu, politisi Partai Persatuan Pembangunan itu meminta supaya pemindahan IKN yang rencananya mulai dilakukan pada 2024, bisa dianggap sebagai pembangunan milik bangsa dan negara. 

Sehingga mampu dibanggakan hingga ratusan tahun. Sebagaimana Jakarta yang saat ini sudah 492 tahun.

"Nah kita sekarang mau pindahkan bukan hanya ibu kota pemerintahan, tapi Ibu Kota Negara. Karena itu maka DPD yang dipimpin Pak Jimly juga pindah, kemudian DPR RI juga pindah," ungkapnya.

Dengan cara pandang tersebut, dia menilai, bangunan-bangunan IKN nantinya akan lebih indah dibanding gedung-gedung pemerintahan, legislatif hingga yudikatif yang ada saat ini di Jakarta. Sebab, keindahan konstruksi yang sudah ada di Jakarta harus bisa ditingkatkan di wilayah IKN.

"Jadi gedung itu yang indah sekali, gedung kura-kura (Gedung DPR, MPR, dan DPD) itu hasil arsitek Indonesia yang hebat dan diakui dunia. Sebelum Sydney di resmikan Elizabeth, Bung Karno sudah diresmikan dengan semangat Ganefonya jadi sejarahnya luar biasa. Kalau kita mau bikin lagi, harus jauh lebih cantik dan lebih indah dari itu," paparnya.