Tahun Pertama Beroperasi, MRT Untung Hingga Rp70 Miliar
- Arrijal Rachman/VIVAnews.com
VIVA – PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mengklaim telah memperoleh laba pada tahun pertama pengoperasian. Sebagaimana diketahui, MRT diresmikan beroperasi secara gratis oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Maret 2019 dan beroperasi secara komersil mulai 1 April 2019.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, hingga akhir tahun ini, MRT akan meraup laba bersih sebesar Rp60-70 miliar. Keuntungan tersebut diperoleh dari hasil penjualan tiket mau pun non tiket, seperti layanan telekomunikasi, periklanan, ritel dan UMKM, serta penamaan stasiun atau naming right.
"Ini sementara karena kita baru dapat audited report Maret tahun depan. Tapi yang saya ingin kasih lihat layanan bagus perusahaan kereta raih laba di tahun pertama. Kalau coba digratiskan dulu mungkin ini enggak dapat," tutur dia di Wisma Nusantara, Jakarta, Rabu, 27 November 2019.
Dia merincikan, pendapatan yang berasal dari tiket sebesar Rp180 miliar selama sembilan bulan beroperasi dengan jumlah rata-rata penumpang per hari 93.165 ribu dari target tahun ini 60 ribu per hari. Yang berasal dari dana subsidi pemerintah sebesar Rp560 miliar dan lain-lainnya seperti bunga bank dan selisih kurs mencapai Rp4 miliar.
Adapun, yang berasal dari pendapatan non tiket atau non farebox mencapai Rp225 miliar. Dengan rincian, kontribusi pendapat terbesar berasal dari periklanan mencapai 55 persen, diikuti naming right sebesar 33 persen, telekomunikasi dua persen, serta ritel dan UMKM satu persen.
"Mandat kita supaya perusahaan duitnya nambah bukan dari tiket saja maka yang dilihat pendapatan non tiket. Ini inovasi yang kita kerjakan karena di mana-mana kalau di dunia perusahaan begini memang enggak andalkan tiket, ini yang kita kembangkan sekarang," tuturnya.
Dengan begitu, lanjut dia, secara total pendapatan kotor selama sembilan bulan beroperasi MRT mampu meraup hingga Rp1 triliun, meski pun jika dihitung secara kotor hanya sebesar Rp969 miliar. Ada pun biaya pengoperasian dikatakannya mencapai Rp940 miliar.
"Kalau tahun lalu kan kita belum ada pendapatan, Rp132 miliar kita rugi. Tahun ini dengan empat potensi pendapatan tadi dikurangi pengeluaran Rp940 miliar, kita laba Rp60-70 miliar," paparnya