Pemimpin Muslim Norwegia Kecam Aksi Pembakaran Alquran

Ilustrasi membaca Alquran.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Para pemimpin Muslim di Agder, Norwegia telah mengumumkan rencana untuk mengajukan laporan kepada polisi. Laporan ini akan dilakukan menyusul tindakan pembakaran Alquran yang terjadi selama demonstrasi pada Sabtu pekan lalu.

"Komunitas Muslim melihat tindakan ini tidak hanya ilegal tapi juga sebagai sebuah kejahatan rasial," kata pemimpin Uni Muslim Agder Akmal Ali dikutip Sputniknews.

Dia merujuk pada demonstrasi yang dilakukan oleh kelompok Setop Islamisasi Norwegia (SIAN) di Kristiansand pada Sabtu lalu, ketika dua salinan Alquran dibuang ke tong sampah dan satu lagi dibakar oleh pemimpin organisasi Lars Thorsen.

Selama demonstrasi yang diawasi oleh lebih dari selusin polisi itu, anggota SIAN mengecam Islam sebagai fasis dan agama kekerasan serta menuduh figur Nabi Muhammad sebagai paedofil.

Ditambah dengan penodaan Alquran berikutnya, hal ini menimbulkan kemarahan yang cukup besar di antara para penentang SIAN maupun komunitas Muslim yang berkumpul untuk demonstrasi tandingan. Beberapa akhirnya berhasil menyelinap melewati rintangan polisi dan menyerang Thorsen.

Meski demonstrasi tersebut diizinkan oleh polisi, SIAN tidak memiliki izin untuk membakar Alquran. Itulah sebabnya polisi segera mengambil tindakan untuk menghentikan demonstrasi tersebut.

“Tindakan semacam itu kontroversial. Ada keterlibatan yang kuat dan itulah mengapa kami tidak mengizinkan tembakan terbuka,” kata Kepala Polisi Agder, Morten Sjustøl.

Diduga kasus ini merupakan kasus pembakaran pertama Alquran di Norwegia dan jelas yang pertama yang pernah dilakukan SIAN.

Stop Islamisasi Norwegia (SIAN) dimulai pada awal tahun 2000-an dengan tujuan melawan proliferasi Islam yang dipandang SIAN sebagai ideologi politik totaliter yang melanggar Konstitusi Norwegia serta nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan.

Komunitas Muslim Norwegia telah tumbuh secara eksponensial selama beberapa dekade terakhir dan sekarang diperkirakan merupakan 5,7 persen dari populasi negara itu yakni sebesar 5,2 juta orang.