Cerita Putri Tanjung Bangun Bisnis Dibayangi Nama Besar CT

Putri Tanjung.
Sumber :
  • Cahyo Edi/VIVAnews.

VIVA – Founder and Chief Executive Officer Creativepreneur Event Creator, Putri Tanjung berbagi pengalamannya menjadi pengusaha kreatif kepada generasi milenial. Dia menyebut untuk merintis sebuah usaha dibutuhkan sebuah proses, dan tak selamanya mulus. 

"Jadi kalau yang usahanya gagal jangan takut karena pasti akan mengalami kegagalan terlebih dahulu," ucap Putri Tanjung di Creativepreneur Corner Special Edition yang digelar di Hotel Alana, Kabupaten Sleman, Sabtu, 16 November 2019.

Putri menceritakan, saat membuat Creativepreneur Corner berbagai proses pernah dilaluinya. Dari rugi hingga mogok membuat event pernah dilalui. Sejumlah kegagalan yang dilalui justru disebut menjadi motivasinya untuk kembali bangkit.

"Tapi, gimana caranya bangkit lagi adalah dengan kembali lagi ke tujuan awalnya," ungkap Putri.

"Jadi sebenarnya yang paling penting itu adalah punya doronga nya punya trigger-nya gitu. Kita senang banget karena kita mendapat energi yang sangat luar biasa setiap bikin acara Creativepreneur Corner dan kedua gue punya tim yang luar biasa," sambungnya.

Chief Business Officer (CBO) Kreavi ini juga menerangkan, ketika merintis suatu usaha biasanya akan muncul kekhawatiran. Hal ini muncul karena minimnya dukungan atau banyak orang yang meragukan sebuah usaha yang akan dirintis.

"Nah, menurut gue, itu justru bisa jadi salah satu motivasi, sih. Kenapa? Karena semua yang mau jadi pengusaha pasti ada dorongan nya dan harus ada dorongan nya. Jadi ada dorongan di mana bikin semangat dan bikinnya selalu ingin mencapai sesuatu," jelasnya. 

Dara berusia 23 tahun ini pun mengenang bahwa saat merintis usaha entrepreneur dirinya termotivasi karena dendam. Hal ini dirasakan oleh Putri Tanjung karena banyak orang yang meremehkan dan tidak suka apabila dirinya dapat berkarya sendiri. Terutama karena Putri Tanjung kerap merasa kesuksesannya dianggap campur tangan dari sang ayah, Chairul Tanjung (CT).

"Cuma akhirnya gue memutuskan untuk mengubah dendam itu menjadi sebuah motivasi. Motivasi gue untuk membuktikan diri bahwa anak-anak muda Indonesia itu banyak banget yang bisa berkarya walaupun masih muda, gue perempuan tapi gue juga bisa lho berkarya," tegasnya.