Awal Mula Merek Kosmetik SKR Secret milik Sekar Rizky

Pemilik brand SKR Secret, Sekar Rizky, di both Nose Herbalindo.
Sumber :
  • VIVAnews/Nur Faishal

VIVA – Sudah setahun ini Sekar Rizky menggeluti dunia kecantikan. Setelah bergabung dengan PT Nose Herbalindo, dia makin semangat melakoni bisnis solek-bersolek itu hingga akhirnya mendirikan brand sendiri, SKR Secret. Padahal, dia sebelumnya sudah nyaman berusaha di bidang bahan bakar minyak.

Sekar bercerita, SKR Secret, dibuat bermula dari kegemarannya berganti-ganti kosmetik. Akhirnya dia membuat merek sendiri pada tahun 2018 lalu. Awalnya ia membuka usaha SPBU.

"Awalnya kan jualan minyak lalu pindah ke kosmetik," kata Sekar di stan PT Nose Herbalindo di arena Beauty Fair di Tunjungan Plaza Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 9 November 2019.

Sekar bergabung dengan Nose Herbalindo setelah mencari-cari naungan yang sesuai dengan bidang baru yang digelutinya. "Yang buat dari pabriknya, dari Nose, tapi mereknya tetap sendiri. Seperti artis-artis mereka juga punya merek sendiri," ujarnya.

Sekar mengatakan, ada perbedaan mencolok dia rasakan antara berjualan BBM dengan kosmetik. Di bisnis BBM, persaingan begitu keras sehingga semua sesama pemain seolah kompetitor. Di kosmetik tidak seperti itu. "Apalagi produknya kan memang berbeda-beda," katanya.

Nose Herbalindo saat ini membawahkan sekira 200 klien di Indonesia. Tak hanya warga biasa, ada juga klien dari kalangan artis yang nyemplung di bisnis kosmetik, dan perawatan tubuh dengan brand-nya sendiri. Seperti SA Natural milik Shandy Aulia, Keyglow milik Sarah Salsabila, Ashanty, dan lainnya.

Melalui Nose Herbalindo, beberapa merek lokal telah booming di dunia skincare. Sebab, tak sekadar membuatkan produk kosmetik untuk sejumlah merek tersebut, Nose juga membantu memberikan tips dan strategi marketing agar produk tersebut sukses merebut pasar kosmetik di Indonesia.

Owner Nose Herbalindo, Yoda Nova, mengatakan, potensi pasar kosmetik dan perawatan tubuh di Indonesia masih besar. Saat ini, kurang lebih 20 ribu merek Indonesia beredar. Jumlah itu tergolong sangat sedikit jika dibandingkan jumlah penduduk Indonesia lebih dari 200 juta orang.

"Kalau kita bandingkan dengan populasi di Indonesia, itu jumlah (merek produk kosmetik dan perawatan tubuh lokal) sangat kecil. Kita lihat di China, berapa juta mereknya. Di Singapura, bisa sampai ratusan ribu. Jadi potensinya di Indonesia masih besar," kata Nova.