Ekonomi Kreatif Bakal Jadi Penopang Utama Perekonomian RI
- M Yudha Prastya/VIVA.co.id
VIVA – Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia menilai, ekonomi kreatif akan menjadi penopang utama ekonomi Indonesia ke depannya. Kondisi itu didukung oleh kemajuan teknologi digital, sehingga kreativitas dan inovasi mampu dikemas menjadi sumber pendapatan ekonomi baru.
Ketua Umum Kadin, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, potensi itu terlihat dari kemampuan ekonomi kreatif yang setiap tahunnya menyumbang Rp1.000 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Tiap tahunnya ekonomi kreatif rata-rata meningkat Rp100 triliun.
Dia mencontohkan, pada 2016, PDB ekonomi kreatif tercatat sebesar Rp922 triliun dan meningkat pada 2017 menjadi Rp1.000 triliun, dan meningkat lagi pada 2018 mencapai Rp1.105 triliun. Sementara itu, untuk tahun ini diperkirakan menyumbang Rp1.200 triliun terhadap PDB.
"Akan jadi tulang punggung kehidupan kita ke depan dan penyumbang nomor satu terbesar devisa negara kita. Tentunya menuju arah ke situ, PR-nya banyak, dari sisi jumlah wisatawan mancanegaranya dan belanjanya masih tertinggal dengan negara ASEAN lainnya," tutur dia di acara Dialog Nasional Ekonomi Kreatif, di Jakarta, Kamis, 7 November 2019.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Kreatif, Erik Hidayat menambahkan, potensi itu ditopang oleh pesatnya perkembangan teknologi digital di Indonesia. Kreativitas manusia menjadi sumber daya ekonomi utama pada era perkembangan industri pada abad ke-21 tersebut.
Kata dia, laporan e-Conomy SEA 2019 yang disusun Google, Temasek, dan Bain Company pada tahun ini diprediksi internet ekonomi Indonesia mencapal US$40 miliar dengan tingkat pertumbuhannya mencapai 49 persen, yakni paling pesat di Asia Tenggara. Potensi nilai ekonomi dari perkembangan teknologi digital hingga 2025 diperkirakan mencapai US$133 mlliar.
"Pertumbuhan ekonomi digital itu mencakup lima sektor, yaitu e-commerce, media daring atau online, transportasi berbasis aplikasi daring, wisata dan perjalanan, serta jasa keuangan digital," kata dia.
Sedikitnya, perkembangan ekonomi kreatif nantinya ditopang oleh 16 subsektor, di antaranya arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi, video, fotografi periklanan, kerajinan atau kriya, kuliner, musik, pengembang aplikasi dan permainan, penerbitan, periklanan, televisi dan radio, seni pertunjukan, serta seni rupa.
"Kami di Kadin karenanya memandang perlu mendorong industri unggul ekonomi kreatif sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia. Dengan SDM yang unggul, kita harapkan ekonomi kreatif bisa menjadi kekuatan baru," tuturnya.